Tujuh Ucapan yang Harus Dihindari oleh Seorang Muslim

Tujuh Ucapan yang Harus Dihindari oleh Seorang Muslim, sebagiannya menyebabkan seorang Muslim menjadi kafir. 

Penulis dalam sebuah acara keagamaan

Dalam Islam, menjaga adab berbicara merupakan bagian dari pengamalan agama yang penting. Nabi Muhammad SAW mengajarkan adab dalam berbicara, termasuk larangan terhadap ucapan-ucapan yang tidak pantas. 

Beberapa ucapan tertentu bahkan dianggap dapat membawa dampak buruk bagi hubungan sosial maupun spiritual seseorang. Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, dalam bukunya Kitabul-Aadab, menguraikan sejumlah kata dan ucapan yang sebaiknya dihindari oleh seorang Muslim.

Tujuh Ucapan yang Harus Dihindari oleh Seorang Muslim

Berikut adalah tujuh jenis ucapan yang patut dijauhi oleh Muslim agar tidak terjerumus dalam keburukan.

1. Mengafirkan, Membid'ahkan, dan Memfasikkan Orang Lain

Mengafirkan, membid'ahkan, atau memfasikkan seseorang tanpa alasan yang benar dapat menjadi tindakan yang membahayakan iman. Rasulullah SAW bersabda bahwa seseorang yang menyebut orang lain sebagai kafir, jika ternyata ucapan itu tidak benar, maka sebutan tersebut bisa kembali kepada dirinya. Ini menunjukkan pentingnya kehati-hatian dalam menghakimi keimanan orang lain.

2. Bersumpah dengan Selain Nama Allah

Bersumpah dengan menggunakan nama selain Allah, seperti dengan benda atau makhluk lain, adalah tindakan yang tidak diperbolehkan. Hadis Nabi SAW menyebutkan bahwa orang yang bersumpah selain dengan nama Allah bisa terjerumus dalam perbuatan syirik. Hal ini karena bersumpah adalah bentuk pengagungan, dan pengagungan sejati hanya untuk Allah.

3. Bersumpah untuk Menceraikan

Mengucapkan sumpah untuk menceraikan, seperti "Jika saya tidak melakukan ini, saya akan menceraikan istriku," termasuk tindakan yang tidak dianjurkan dalam Islam. Ulama menjelaskan bahwa bersumpah dengan cara seperti ini bisa membawa dampak serius dalam hubungan rumah tangga dan bisa mengakibatkan perceraian yang sebenarnya.

4. Memanggil Orang Munafik dengan Sebutan Kehormatan

Islam melarang seseorang untuk memberikan sebutan kehormatan seperti "tuan" kepada orang yang dikenal sebagai munafik. Rasulullah SAW bersabda bahwa memanggil munafik dengan panggilan hormat dapat membuat Allah murka karena ini sama saja dengan membesarkan mereka yang tidak berhak mendapat penghormatan tersebut.

5. Mencela Masa atau Zaman

Nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk tidak mencela waktu atau masa. Hal ini disebabkan karena mencela masa sama dengan mencela Pencipta yang mengatur segala sesuatu. Dalam hadis qudsi, Allah berfirman bahwa mencela masa sama dengan menyakiti-Nya karena Dialah yang mengatur waktu dan segala peristiwa di dalamnya.

6. Mengharamkan yang Halal atau Menghalalkan yang Haram

Melabeli sesuatu sebagai haram atau halal tanpa dasar yang benar dapat melanggar hak Allah. Dalam Surat An-Nahl ayat 116, Allah memperingatkan umat-Nya untuk tidak asal-asalan dalam menentukan halal-haram suatu perkara. Menghalalkan atau mengharamkan sesuatu tanpa dalil yang sahih adalah tindakan yang melampaui batas sebagai hamba Allah.

7. Mengatakan bahwa Semua Orang Telah Binasa

Sikap pesimis dan suka menghakimi orang lain sebagai orang yang binasa atau tidak berguna merupakan sikap yang dicela dalam Islam. Rasulullah SAW menyatakan bahwa seseorang yang selalu berkata “semua orang telah binasa” justru menunjukkan bahwa dirinya sendiri yang paling buruk karena sikap menghakimi yang berlebihan dan meremehkan orang lain.

Pentingnya Menjaga Lisan dalam Islam

Menjaga lisan dari ucapan yang tidak pantas adalah bentuk ketaatan yang menunjukkan kedewasaan beragama. Lisan dapat menjadi sumber kebaikan atau keburukan, tergantung bagaimana seseorang mengendalikannya. Maka, umat Islam diajak untuk selalu berhati-hati dalam berkata-kata, menghindari ucapan yang dapat menimbulkan fitnah atau kerusakan.

Dengan menjaga ucapan, seorang Muslim tidak hanya menjaga hubungan baik dengan sesama, tetapi juga menjunjung tinggi akhlak Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih