Mengenal Tiga Jenis Gharizah: Gharizah Baqo, Gharizah Naw, dan Gharizah Taddayun

Mengenal Tiga Jenis Gharizah: Gharizah Baqo, Gharizah Naw, dan Gharizah Taddayun

Sumber gambar: Stockpixels

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT dilengkapi dengan naluri-naluri dasar yang menjadi pendorong dalam kehidupannya. 

Dalam Islam, naluri-naluri ini dikenal dengan istilah gharizah, yaitu dorongan alami yang ada dalam diri manusia sebagai bagian dari fitrahnya. 

Secara umum, gharizah terbagi menjadi tiga jenis utama: gharizah baqo (naluri mempertahankan diri), gharizah naw (naluri melanjutkan keturunan), dan gharizah taddayun (naluri beragama). 

Berikut adalah penjelasan masing-masing gharizah.

1. Gharizah Baqo (Naluri Mempertahankan Diri)

Gharizah baqo adalah naluri manusia untuk mempertahankan diri dari ancaman atau keadaan yang membahayakan hidupnya. 

Naluri ini mencakup segala tindakan yang dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup, baik secara fisik maupun psikologis.

Contoh dari gharizah baqo meliputi:

  • Makan dan minum untuk memenuhi kebutuhan jasmani.
  • Menghindari bahaya seperti melarikan diri dari kebakaran atau menghadapi ancaman fisik.
  • Mencari perlindungan atau tempat yang aman.

Islam memberikan panduan dalam menyalurkan naluri ini agar tidak berlebihan dan tetap sesuai dengan syariat. Misalnya, meskipun manusia membutuhkan makanan untuk bertahan hidup, Islam melarang mencuri atau memakan makanan yang haram.

2. Gharizah Naw (Naluri Melanjutkan Keturunan)

Gharizah naw adalah naluri yang mendorong manusia untuk melestarikan generasi melalui hubungan antarjenis kelamin dan perasaan kasih sayang terhadap sesama. 

Naluri ini juga mencakup rasa cinta kepada pasangan, anak, dan keluarga secara keseluruhan.

Manifestasi dari gharizah naw meliputi:

  • Ketertarikan antara laki-laki dan perempuan.

  • Keinginan untuk menikah dan membangun keluarga.
  • Kasih sayang kepada anak dan orang-orang terdekat.

Islam memberikan jalan yang benar untuk menyalurkan gharizah ini melalui ikatan pernikahan yang sah.

Dalam Islam, gharizah naw harus dikendalikan dengan prinsip moral dan etika agar tidak menimbulkan kerusakan sosial, seperti perzinaan atau hubungan yang tidak halal.

3. Gharizah Taddayun (Naluri Beragama)

Gharizah taddayun adalah naluri manusia untuk mencari makna, tunduk, dan menyembah sesuatu yang dianggap lebih tinggi darinya. 

Naluri ini merupakan kebutuhan spiritual yang mengarahkan manusia untuk memahami tujuan hidup dan hubungannya dengan Sang Pencipta.

Bentuk nyata dari gharizah taddayun meliputi:

  • Kebutuhan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
  • Pencarian akan kebenaran spiritual dan makna kehidupan.
  • Rasa ketundukan dan pengakuan terhadap adanya kekuasaan yang lebih besar dari manusia.

Dalam Islam, gharizah taddayun diarahkan kepada penyembahan kepada Allah SWT saja. 

Islam menegaskan bahwa naluri ini hanya dapat terpenuhi dengan benar jika seseorang menjalankan syariat-Nya, seperti shalat, puasa, dan bentuk-bentuk ibadah lainnya.

Nah, kesimpulannya adalah... 

Ketiga jenis gharizah ini saling melengkapi dan menjadi dasar perilaku manusia.

1. Gharizah baqo menjaga keberlangsungan hidup individu.

2. Gharizah naw memastikan kelestarian generasi manusia.

3. Gharizah taddayun memberikan arah spiritual untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Islam sebagai agama yang sempurna memberikan panduan dalam menyeimbangkan ketiga gharizah ini, sehingga manusia dapat menjalani hidup sesuai fitrah tanpa melampaui batas yang merusak diri, orang lain, atau hubungan dengan Allah SWT. 

Dengan memahami dan mengelola gharizah secara bijak, manusia dapat mencapai kehidupan yang harmonis dan penuh keberkahan.

Salam literasi.