Pendidikan Yang Mengubah Ulat Menjadi Kupu-kupu


Membuka-buka file lama, menemukan foto-foto kegiatan sewaktu kami mengikuti sebuah diklat di Daarut Tauhiid. Membuka juga buku-buku lama, teringat pula bagaimana gerak langkah jaman dahulu kala, ketika masih bersemangat menulis. Ya, terkadang kita perlu menengok ke belakang, bukan untuk meratapi kesedihan, bukan untuk mengingat penderitaan. Menengok kembali ke belakang, untuk lebih memotivasi diri berbuat terbaik, atau untuk mengembalikan niatan dan azzam, yang mungkin sekarang sudah melenceng.

So, sambil mengevaluasi langkah ke depan, sekali-kali melihat ke belakang, saya tuliskan kembali artikel tentang SSG, Santri Siap Guna Daarut Tauhiid Bandung. Ia menjadi bagian kenangan dan penyemangat bagi hidup kami. It's " Pendidikan yang Mengubah Ulat menjadi Kupu-kupu".

Pendidikan yang mengubah ulat menjadi kupu-kupu, sebuah kalimat yang terus terngiang dalam ingatan. Sebuah frasa tulisan Robert T Kiyosaki, dalam seri bukunya " Rich Dad Poor Dad". Dalam buku tersebut ia gambarkan pendidikan yang dimaksud ketika ia berlatih dalam pendidikan pilot, dan dalam karir militernya.

Ya, sejatinya pendidikan itu adalah upaya perubahan. Perubahan ke arah yang lebih baik. Inilah domain utama pendidikan sebenarnya. Dalam prosesnya, ia tak sekedar kegiatan transfer keilmuan, namun lebih jauh lagi dapat merubah menjadi pribadi-pribadi unggul.

Dalam konteks demikian, bisa saya sebut Santri Siap Guna (SSG) Daarut Tauhiid Bandung termasuk pola pendidikan dan latihan, yang atas izin Allah, mampu menjadikan para santrinya berubah "dari ulat menjadi kupu-kupu". Sebuah pola yang dibangun menjadi rangkaian kegiatan terstruktur, mulai tahap dobrak diri, bangun diri, dan bangun tim dan organisasi.

Rangkaian kegiatan berjangka 4 bulan, setiap Sabtu dan Ahad ini, menjadi semacam fasilitas perubahan kepribadian para santri, dari yang biasa menjadi luar biasa. Bukan hanya fisik yang diuji, namun lebih utamanya pengolahan hati dan nurani, yang ditempa untuk selalu dzikir kepada Allah SWT.

Outputnya, diharapkan santri menjadi "ragi" di wilayahnya, menjadi pelopor kebaikan dan perubahan bagi masyarakat, selain tentu diri dan keluarganya.

Mudah-mudahan ini menjadi realita, pendidikan yang mengubah ulat menjadi kupu-kupu, pendidikan yang tidak hanya kognitif yang diasah, namun pembentukan karakter baik dan kuat dalam kehidupan sehari-hari.

Selamat merubah diri,
www.abufadli.com
Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih