Asal Mula Sekolah Negeri di Zaman Kekhilafahan Islam

Artikel kali ini akan membahas mengenai konsep long life education, asal mula sekolah negeru di zaman Kekhilafahan Islam, dan perannya menjadi inspirasi sekolah masa kini. 

Asal Mula Sekolah Negeri di Zaman Kekhilafahan Islam
Illustrasi sekolah di zaman Abbasiyah 

Pendidikan seumur hidup (long life education) bukanlah konsep baru dalam ajaran Islam; Nabi Muhammad SAW sendiri menjadi teladan utama. Meskipun pada zamannya belum ada sekolah formal, Nabi SAW secara konsisten memberikan pengajaran di Masjid Nabawi dan di mana pun beliau berada. Para sahabat pun mencari ilmu tidak hanya di masjid, tetapi di setiap tempat yang dikunjungi oleh Nabi SAW.

Sekolah sebagai tempat formal untuk pendidikan muncul pada abad ke-5 H. Halqah-halqah di masjid berkembang pesat, mendorong pembangunan bangunan khusus. Universitas al-Azhar, misalnya, didirikan pada tahun 378 H dan didukung oleh wakaf umat Islam. Inisiatif serupa terjadi di berbagai wilayah, seperti Sekolah Shadiriyyah di Damaskus pada tahun 391 H.

Era Nidzam al-Malik at-Thusi melahirkan sekolah negeri yang dibiayai negara, seperti Sekolah Nidzamiyyah. Sekolah ini menawarkan pendidikan fikih dan hadits, memberikan fasilitas seperti sandang, pangan, dan uang saku kepada para pelajar. Peninggalan Sekolah Nidzamiyyah terkenal melibatkan ulama ternama seperti Imam al-Haramain al-Juwaini dan Imam al-Ghazali.

Sekolah-sekolah semacam ini menjadi pusat pembelajaran di setiap kota, bahkan di tempat terpencil. Dibangun dengan wakaf, mereka dilengkapi dengan perpustakaan, memungkinkan pelajar mengakses ilmu secara gratis. Salah satu riset mencatat bahwa Sekolah Nidzamiyyah melahirkan generasi ulama, termasuk Salahuddin al-Ayyubi, yang berhasil mengatasi tantangan besar seperti mengalahkan tentara Salib dan menyatukan kembali Khilafah 'Abbasiyyah.

Jadi Inspirasi

Pendirian sekolah-sekolah pada masa tersebut telah menjadi sumber inspirasi dan landasan bagi pendirian sekolah-seskolah masa kini. Konsep "pendidikan seumur hidup" yang ditanamkan oleh Nabi Muhammad SAW dan praktek pembelajaran di masjid-masjid pada awal Islam membuka jalan bagi institusi-institusi pendidikan formal.

Sekolah-sekolah seperti Universitas al-Azhar dan Sekolah Nidzamiyyah menjadi contoh model pendidikan yang tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga memperhatikan kebutuhan dasar pelajar seperti sandang, pangan, dan dukungan finansial. Wakaf dari umat Islam menjadi salah satu bentuk dukungan finansial yang berkelanjutan untuk institusi-institusi pendidikan.

Pengajaran di sekolah-sekolah tersebut tidak terbatas pada satu lokasi, tetapi menjangkau berbagai wilayah dan bahkan tempat terpencil. Perpustakaan yang dilengkapi di sekolah-sekolah juga menunjukkan komitmen terhadap akses bebas ilmu pengetahuan.

Gagasan sekolah negeri yang dibiayai negara, seperti Sekolah Nidzamiyyah pada era Nidzam al-Malik at-Thusi, memberikan inspirasi bagi sistem pendidikan yang diatur dan didukung oleh pemerintah. Konsep ini menciptakan landasan untuk pendidikan formal yang terorganisir, seragam, dan berkelanjutan.

Dengan melihat warisan sekolah-sekolah masa lalu, kita dapat mengapresiasi kontribusi mereka dalam membentuk landasan pendidikan Islam dan mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Inspirasi ini terus memainkan peran penting dalam pembentukan sistem pendidikan masa kini. Wallahu a'lam. (Dari berbagai sumber) 

Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih