Mengenal Peer Pressure, Hal Umum Terjadi pada Remaja di Sekolah

Peer pressure adalah tekanan atau pengaruh dari teman sebaya untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma atau perilaku tertentu dalam kelompok sosial.

Peer pressure di sekolah bisa memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan remaja. Fenomena ini mencakup pengaruh teman sebaya terhadap perilaku, pilihan, dan pandangan hidup. Artikel ini akan membahas bagaimana peer pressure dapat memengaruhi siswa, baik secara positif maupun negatif.



Peer pressure di sekolah dapat memotivasi siswa untuk mencapai prestasi lebih tinggi atau meraih tujuan bersama. Namun, di sisi lain, tekanan dari teman sebaya juga dapat menyebabkan perilaku risiko seperti penggunaan narkoba, merokok, atau bahkan menyimpang dari norma sosial.

Dalam lingkungan sekolah, siswa sering merasa perlu untuk "fit in" dan diterima oleh kelompok teman sebaya. Hal ini dapat mengarah pada pengorbanan nilai atau prinsip pribadi demi pencapaian status sosial dalam kelompok tertentu. Penting untuk membahas strategi penanganan peer pressure agar siswa dapat mengembangkan ketahanan diri dan membuat keputusan yang bijaksana.

Selain itu, peran guru dan orang tua juga sangat penting dalam membantu siswa mengatasi peer pressure. Komunikasi terbuka dan edukasi tentang konsekuensi dari keputusan yang diambil dapat membantu melindungi siswa dari tekanan yang mungkin merugikan mereka.

Penting untuk memahami bahwa tidak semua peer pressure bersifat negatif. Terdapat aspek positif, seperti dorongan untuk mencoba hal-hal baru atau mengembangkan minat yang mungkin tidak akan dijelajahi tanpa dorongan dari teman sebaya. Dalam konteks ini, peer pressure dapat menjadi katalisator untuk pertumbuhan dan perkembangan positif.

Bagi siswa, memahami batas dan memiliki kepercayaan diri dalam membuat keputusan adalah kunci untuk mengelola peer pressure. Program pendidikan yang mempromosikan keterampilan sosial, pengambilan keputusan yang baik, dan peningkatan kepercayaan diri dapat membantu menciptakan lingkungan di mana siswa merasa mampu mengatasi tekanan dari teman-teman mereka.

Terakhir, dukungan dari lingkungan sekolah dan keluarga sangat penting. Membangun hubungan positif antara siswa, guru, dan orang tua dapat menciptakan jaringan dukungan yang membantu siswa menghadapi tantangan peer pressure dengan lebih baik. Melalui pendekatan yang holistik, kita dapat membantu menciptakan lingkungan di sekolah yang mendukung pertumbuhan pribadi dan akademis siswa tanpa mengorbankan nilai-nilai atau kesejahteraan mereka.

Apa bedanya peer pressure dengan people pleisure?

Peer pressure dan people-pleasing adalah dua konsep yang berbeda, meskipun keduanya melibatkan interaksi sosial.

Peer pressure merujuk pada pengaruh yang diberikan oleh teman sebaya atau kelompok sosial terhadap seseorang. Ini mencakup dorongan atau tekanan untuk mengikuti norma-norma, perilaku, atau tindakan tertentu yang dilakukan oleh teman-teman atau kelompok sebaya.

Sementara itu, people-pleasing adalah perilaku di mana seseorang cenderung menyenangkan orang lain atau mencari persetujuan untuk mendapatkan penerimaan sosial. Ini bisa mencakup mengorbankan keinginan atau nilai-nilai pribadi demi memenuhi harapan orang lain.

Jadi, sementara peer pressure berkaitan dengan pengaruh dari teman sebaya, people-pleasing lebih terfokus pada keinginan untuk menyenangkan orang lain atau mencapai persetujuan sosial tanpa adanya tekanan langsung dari kelompok tertentu.

Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih