Muhasabah Perjalanan DAKWAH


Mendapat dan membaca postingan ini, benar-benar menjadi pengobat rasa. Ada kalanya bersemangat, ada kalanya mengalami kejenuhan dalam menapaki jalan ini. Berikut nasihat  untuk para pengemban dakwah. Selamat membaca.

Engkau boleh berhenti sejenak, rehat atau menepi sebentar, jika dakwah sesekali membuatmu penat, dakwah membuatmu berkeringat. Tetapi jangan sekali-kali berfikir untuk lari dan pergi meninggalkan dakwah, karena dakwah itu adalah nyawa. Rahasia kehidupan Islam ada pada dakwah.

Engkau boleh galau, boleh risau, boleh juga bergundah gulana -dalam batasan sifat kemanusiaan- jika engkau menghadapi penentangan, permusuhan, caci maki atau sekedar pengabaian. Tapi, jangan pernah sekali-kali engkau berputus asa dari rahmat Allah SWT.

Jangan mengambil porsi lebih, engkau hanya diwajibkan menyampaikan bukan memberi Taufik dan Hidayah. Sampaikanlah, doakanlah, selebihnya biarlah Tuhan-Mu yang punya kuasa dan wewenang terhadap hasil dan kesimpulan akhir.

Dakwah satu kewajiban, nafkah satu kewajiban, tidak ada satu diantara keduanya yang menasakh atau menegasikannya. Laksanakan keduanya, sebagai satu amalan yang terindera. Sementara rezeki dan Hidayah, itu hak prerogratif penciptamu.

Tidak mungkin menjadikan semua orang seperti yang kau inginkan, sama mustahilnya ingin mengubah sesuatu secepat kilat dan pada waktu yang singkat, semua ada saatnya. Susurilah sungai, arah arus pasti berujung ke muara.

Jadikan keluarga mitra dalam dakwah, sebab mereka adalah Persero utama sebelum menempuh ikhtiar dakwah kepada umat. Sulit rasanya, engkau menyeru pada kebaikan, sementara orang terdekat mu tiada mendapati kebajikan.

Diantara hal penting dalam dakwah adalah EKSEKUSI. Engkau wajib merencanakan, mempersiapkan, menganalisa berbagai sebab keberhasilan, memastikan terhindar dari sebab kegagalan, tapi semua itu berakhir sebagai tumpukan beban dan Fikiran, jika tidak dilakukan. Eksekusi adalah kunci dakwah, tanpa eksekusi dakwah akan berakhir sebagai wacana atau sekedar perdebatan.

Eksekusi salah tidak masalah, sebab darinya engkau akan mengeja perbaikan. Rencana matang tanpa eksekusi itu khayalan. Disaat sebagian orang sedang sibuk dengan diskursus kewajiban Islam kaffah, engkau sudah harus menyelam di kedalaman lautan perjuangan.

Berbeda itu biasa, yang luar biasa itu selalu Istiqomah dalam perbedaan, sehingga tidak ada kesatuan pandangan untuk melakuan satu amal. Dalam beberapa aspek, banyak hal berpulang pada apa yang dilakukan ? Bukan apa yang paling baik harus dilakukan.

Mempersiapkan perahu itu penting, menyiapkan pancing dan kail itu juga penting, membawa bekal juga penting, ingat tujuannya mencari ikan. Jadi fokus pada tujuan, bukan sarananya. Boleh jadi ketika semua dipersiapkan, engkau tidak juga mengarungi samudra untuk berlayar mencari ikan.

Jika ikan yang menjadi tujuan, Fokuslah pada ikan, bukan pada lautan. Luasnya Samudra yang diarungi, tidak menjamin banyaknya ikan yang dibawa pulang. Jangan terlena pada perjalanan, tapi Fokuslah pada tujuan perjalanan.

Berkariblah dengan sahabatmu, seburuk apapun ia dalam pandanganmu sesungguhnya ia yang terbaik yang dihadirkan Allah untukmu. Sebab, dialah yang selalu ada disampingmu, bukan sosok terbaik tetapi jauh dan tiada mungkin kau rengkuh. Bersabar dengan kekurangan, menunjukan kualitas kelebihanmu.

Hadirkan semangat, sebelum engkau berkata tetapi wajahmu telah menyala. Belum engkau bertutur, tetapi mimikmu telah melecutkan daya, semangat yang bergelora. Bangkitkan mayat-mayat hidup disekitarmu, agar menjadi manusia untuh yang memukau, atau jadikanlah mereka Zombie-Zombie yang menghantui kekuasaan Tiran.

Mau cari apa lagi? Kalimat diatas itu penutup. Tidak ada lanjutannya, secrol ke atas lagi jika ingin mengulangi.
Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih