6 Tanda Keretakan Rumah Tangga yang Harus diwaspadai


Siapapun yang akan dan dalam perjalanan mengarungi bahtera rumah tangga, akan selalu berharap rumah tangganya sesuai yang diharapkan. Sebuah rumah tangga yang sakinah (tenang tentram), mawaddah (penuh cinta kasih), dan rahmah (saling menghargai dan menyayangi).

Sebuah kehidupan rumah tangga yang ideal, di dalamnya ada keterbukaan, penghargaan, pengabdian, pengayoman, pemenuhan hak dan penunaian kewajiban. Semua dalam koridor hak dan kewajiban sesuai syariat Islam.

Tapi rumah tangga yang ideal itu, selalu ada gangguan dalam mencapainya. Selalu ada setan-setan yang membisikkan keburukan di dada suami atau istri, atau keduanya. Setan itu baik dari golongan jin maupun dari golongan manusia. Yang terakhir ini kerap menjadi pengganggu utama.

Jika bisikan ini dituruti, rumah tangga terancam, bisa retak atau bahkan berakhir dengan perceraian. Tentu ini tidak kita inginkan.

Lalu, apa saja tanda keretakan rumah tangga itu? Berikut ini analisanya, semoga menambah keilmuan "dunia" perumahtanggaan.

6 Tanda Keretakan Rumah Tangga yang Harus diwaspadai 

1. Jarang bersama
Jika suami dan istri sama-sama bekerja di luar, pergi pagi pulang sore atau malam, tentu intensitas pertemuan dan kebersamaan menjadi berkurang. Hati-hati dengan kondisi ini. Bisa jadi faktor pemicu keretakan rumah tangga.
Jika tak bisa merubah pola kerja, bisa diubah pola dan kualitas pertemuannya. Atau istilahnya, menciptakan quality time. Sisihkan Sabtu dan Ahad sebagai hari penuh untuk menjalin kebersamaan.
2. Mudah Marah 
Tanda keretakan rumah tangga berikutnya, masing-masing atau salah satunya, baik suami atau istri menjadi mudah tersinggung, mudah marah oleh hal sepele, dan sangat "sensi".

Masing-masing berbicara atas nama ego, sulit mengalah, dan memandang pasangan sebagai pihak yang salah.

Hati-hatilah saudaraku, jika kondisi ini ada pada rumah tangga Anda, indikasi ada yang salah dalam mengelola rumah tangga.
Segera evaluasi pandangan dan sikap. Ubah pandangan bahwa pasangan adalah mitra untuk mencapai cita -cita bersama, bukan lawan. Tahan untuk tidak mudah menyalahkan, tidak mudah meluapkan marah, dan belajar untuk saling mengalah dan memaafkan. Berat? Memang. Tapi harus diusahakan.
3. Tidak ada cinta 
Awal pernikahan, semua tampak indah dan penuh cinta. Seiring perjalanan waktu, jika tak dirawat, cinta itu akan meredup dan hilang. 

Jika cinta bersemi karena wajah yang elok, maka cinta itu akan hilang jika keelokan wajah pudar.

Jika cinta tumbuh karena berlimpah harta, yakinlah cinta itu akan hilang jika harta berkurang.

Jika rumah tangga tidak ada lagi rasa cinta, inilah awal keretakan dan kehancuran.
Maka, sejak awal luruskan sebab kita mencinta. Cinta sahih, benar, jika dilakukan karena Allah. Bukan karena yang lain. Jika ini mampu dijaga, rumah tangga akan terhindar dari kehancuran. Bahkan akan bahagia dan berkah.
4. Lama tidak berhubungan intim
Hubungan suami istri adalah hubungan yang menggairahkan. Tempat kesenangan dan penyaluran hasrat syahwat yang dihalalkan. 

Bagaimana jika lama tidak berhubungan intim di antara pasangan ini? Hati-hati kondisi ini bisa menjadi tanda keretakan rumah tangga. Apalagi jika suami atau istri, mencari pelampiasan yang haram, ini awal dari perselingkuhan bahkan perzinahan. Nau'dzubillahi min dzalik.

Memang banyak alasan yang mendasari jarangnya hubungan intim. Mungkin karena salah seorang kerja jauh, sehingga jarang bertemu. Sebab sakit, atau sebab lainnya.
Saling memahami kondisi, saling menahan diri, dan menjaga dari kemaksiatan, bisa menjadi perekat cinta suami istri. 
 5. Mencari pembanding 
Nah, ini juga tanda sebuah rumah tangga di ambang keretakan. Membanding-bandingkan.

Siapa sih yang mau dibanding-bandingkan, apalagi dengan istri atau suami orang. Setiap manusia unik, memiliki kepribadian yang mungkin berbeda dengan yang lain. 
Membandingkan itu Jika sekedar untuk memotivasi dengan cara yang baik, tidak menjadi masalah. Namun jika karena memang yang dilihatnya hanya kekurangan pasangan, membandingkan menjadi masalah besar.
6. Saling membuka aib 
Seyogyanya, suami adalah pakaian bagi istri, dan sebaliknya, istripun menjadi pakaian bagi suaminya. Ini artinya, mereka saling menjaga kehormatan masing -masing. Tidak membuka aib.

Intinya, jika kita mewaspadai 6 Tanda Keretakan Rumah Tangga ini, dan berusaha menghindarinya, Selalu  menjalankan ketaatan kepada Allah Ta'ala, dan menjauhi kemaksiatan, dan berusaha menghindarinya, in sya Allah rumah tangga akan berjalan sesuai harapan. 
Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih