Kita Pasti Akan Menua, Tapi Tetap Bisa Menjaga Rasa



Sudah dua dekade lebih kami membangun dan meniti rumah tangga. Selama rentang waktu itu tak lekang dengan aneka dinamika, juga romantika. Kebersamaan melahirkan kedamaian, walau terkadang berlelah-lelah tuk menggapainya.

Mensyukuri kebersamaan ini, di postingan blog abufadli.com, saya tulis ulang nasihat, pengingat, sekaligus yang menampar ketidakdewasaan saya dalam mengemudikan laju rumah tangga, dari guru saya. Barokallohu fiik, Akhi!

Mengingati kebersamaan kita, isteriku!

Untuk apa kita mengabadikan kenangan? Dalam bentuk imaji atau rekaman? Jawabnya, sebab kebanyakan kita hanya mampu mengingat rasa, tapi tidak rincian dan kelengkapan

Jadi, mengapa aku begitu sering memandangi parasmu? Untuk melihat apa yang berganti dari dirimu. Yang memberi arti bagi tiap-tiap kebersamaan, tahun demi tahun

Kita menua bersama, sebab tak ada pilihan dari Tuhan kecuali kita dipaksa belajar, bahwa tak ada yang bisa kuasa melawan waktu yang telah diberi wewenang untuk menghancurkan

Arus waktu itu pasti merugikan apa yang tampak di mata, tapi tak mampu menyentuh keimanan, amal salih, kebenaran, kesabaran, kasih sayang, dan semua nilai Ketuhanan lainnya

Aku tak bisa melawan putihnya rambut yang mulai menyapa, atau kerut di wajahmu yang mulai menemani senyummu. Tapi aku bisa menjaga rasa yang sudah kita mulai dulu

Tak mudah, bagi mereka yang tak punya teladan. Menjadi mungkin bagi mereka yang berusaha. Pernikahan itu perlu pengingat, kenangan yang menyegarkan kembali komitmen

Dan mungkin sesederhana mengendalikan kecamuk praduga, dan juga buruk sangka, akan menjadikan kita lebih mudah menghargai orang-orang terdekat kita

Jangan lupa meminta pada Allah, sebab cinta itu karunia, kasih sayang itu pemberian Allah bagi yang dikehendaki-Nya. Mampu bersenda-gurau dengan pasangan itu berkah

Kita pasti akan menua, tapi tetap bisa menjaga rasa. Kita pasti tetap akan bertengkar, tapi tetap akan belajar. Sampai kenangan di dunia ini kita tertawakan bersama di surga. Semoga!

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih