Mentoring Remaja Bagian 5: Dari Mana Kita Berasal?



Sahabat Muda yang insya Allah dimuliakan Allah Ta'ala, alhamdulillah saat ini kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk menjalani hidup, dan menjalankan aneka ketaatan. Salah satu bentuk ketaatan kepada-Nya adalah dengan tiada henti mengisi diri dengan pemahaman keislaman.

Seperti pertemuan sebelumnya, kali ini kita lanjutkan materi mentoring kita. Untuk sekarang kita menginjak pertemuan ke-5 dengan judul materi: Dari mana kita berasal?. Materi ini sangat penting kita fahami agar orientasi hidup kita jelas dalam bingkai syariat.

Mentoring Remaja Bagian 5: Dari Mana Kita Berasal?

1. Pertanyaan tentang kita

· Agar kita memahami hakikat keberadaan kita di dunia ini, penting kiranya kita memikirkan 3 pertanyaan mendasar berikut ini:
  • Darimana kita berasal?
  • Untuk apa kita hidup di dunia?
  • Akan kemana kita setelah kita meninggal dunia?
· Lebih rinci pertanyaan diatas bisa kita kembangkan sebagai berikut:
  • Apakah pernah kita meminta untuk hidup di dunia dan menjadi manusia seperti sekarang ini
  • Apakah bentuk fisik, tempat dan waktu kelahiran, juga orang tua yang melahirkan kita, kita sendiri yang menentukan?
  • Adakah yang telah berkuasa untuk menghadirkan kita di dunia ini, pada waktu dan tempat yang kita tidak punya kuasa atasnya? Siapakah Dia?
  • Apakah kita hidup di dunia hanya sekedar untuk mencari makan, mengejar pasangan, mengupayakan tempat tinggal yang mapan, melahirkan anak keturunan, setelah itu selesai karena kita masuk ke dalam kuburan?
  • Kalau hanya untuk itu kita hidup, apa bedanya kita dengan binatang yang tak punya pikiran?
  • Lantas, selama kita hidup di dunia, tugas penting apa yang harus dilakukan?
  • Ketika nanti kita menemui kematian,selesaikah kita punya kehidupan atau ada lagi kehidupan setelah kematian?
  • Kalau setelah kematian tidak ada lagi kehidupan dan pertanggungjawaban, atau setelah kematian semua masuk surga milik Tuhan, apakah menjadi ustadz atau preman itu menjadi urusan?
Jawaban yang benar dan memuaskan terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut penting untuk kita dapatkan sehingga menjadi landasan danpanduan yang jelas bagi kita untuk melangkah dalam kehidupan. Sepakat?

2. Darimana manusia berasal?

  • Jawaban seorang muslim biasanya: Dari Allah
  • Kenapa kita beriman kepada Allah?
  • Jawaban kita biasanya karena:
1. Orang tua kita muslim
2. Ajaran orang tua atau guru kita
3. Dinyatakan oleh AlQuran

· Lantas bagaimana dengan orang-orang kafir yang orang tua/gurunya juga sama-sama kafir & tidak percaya kepada al-Quran? Bagaimana caranya mereka bisa beriman kepada Allah?

· Jika ada orang beriman karena melihat/mendengar/merasakan/mengalami keajaiban, bagaimana dengan orang lain yang tidak melihat/mendengar/merasakan/mengalami keajaiban tersebut?

· Oleh karena itu, agar adil, beriman kepada Allah harus menggunakan standar umum yang dimiliki oleh manusia (muslim/non muslim) yaitu AKAL

3. Darimana kita berasal?



1. Ada dengan sendirinya?

2. Berasal dari evolusi kera?

3. Ada yang menciptakan?

4. Ada dengan sendirinya?

· Tidak mungkin. Mengapa?

· Karena, setiap benda yang ada di sekeliling kita, pasti ada yang membuatnya
 


5. Pertanyaan tentang manusia pertama

· Setiap bayi manusia pasti dilahirkan oleh seorang ibu manusia

· Sang bayi tidak akan bisa apa-apa bahkan bisa meninggal dunia jika tidak ada yang merawat atau memberikannya makanan/minuman

· Pertanyaannya kemudian, apakah manusia pertama berasal dari evolusi monyet, ada dengan sendirinya dalam wujud bayi, atau ada yang menciptakan dalam bentuk yang sudah sempurna (dewasa)?

6. Sebagian orang menyatakan, manusia berasal dari evolusi monyet. Benarkah?

· Teori ini keliru, karena:

1. Tidak ada bukti penemuan fosil-fosil makhluk separuh manusia dan separuh monyet
2. Fosil tengkorak dari satu ras berbeda dengan fosil tengkorak dari ras yang lain
3. Pada penggalian sebuah gua di Spanyol ditemukan fosil seorang anak yang hidup 800.000 tahun yang lalu. Wajah anak ini memiliki bentuk serupa dengan anak-anak masa kini

4. Teori evolusi tidak dapat menjawab pertanyaan, “Mengapa suatu saat kera berkaki empat memutuskan untuk berjalan hanya dengan dua kaki?” Makhluk hidup akan menghabiskan energi 2x lebih banyak jika mereka mencoba berjalan berbeda dari postur alamiahnya

5. Kera tidak mempunyai akal, sementara manusia memiliki akal

6. Evolusi menolak adanya pencipta

· Kesimpulannya, manusia pasti ada yang menciptakan dalam bentuk yang sempurna dan bukan berasal dari evolusi kera

7. Lantas bagaimana cara mudah membuktikan keberadaan Pencipta?

· Kalau boneka katak pasti ada yang membuat, maka seekor katak yang memiliki struktur tubuh yang rumit pun pasti ada yang menciptakan

· Kalau gedung tinggi pasti ada yang membuat, maka gunung yang kokoh dan menjulang tinggi pun pasti ada yang menciptakan

· Kalau rumah yang kita tinggali pasti ada yang membuat, maka bumi yang kita tinggali pun, dengan segala ketepatan perhitungannya, pasti ada yang menciptakan

· Arab Baduy berkata, “Tahi onta itu menunjukkan adanya onta dan bekas tapak kaki menunjukkan pernah ada orang yang berjalan. Bukankah gugusan bintang yang ada di langit dan ombak yang bergelombang di Laut menunjukkan adanya Sang Pencipta Yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa?"

· Kesimpulannya: matahari, bulan, planet-planet, gunung-gunung, lautan, ikan dan hewan yang bertebaran semuanya meniscayakan adanya Sang Pencipta

8. Pencipta juga Pengatur

Terbit dan tenggelamnya matahari, adanya siang dan malam, siklus air di bumi (air laut dipanaskan matahari, naik ke langit menjadi awan, digiring angin ke daratan, turun hujan, mengalir lagi ke laut melalui sungai karena pengaruh gravitasi), sistem sirkulasi darah dalam tubuh kita (komponen dasar: jantung, pembuluh darah, darah), sinyal lapar dan haus, rasa sakit dsb menunjukkan adanya Pencipta dan juga Pengatur

9. Kemungkinan awal adanya Pencipta

1. Diciptakan yang lain
2. Menciptakan dirinya sendiri
3. Azali (tidak berawal, tidak berakhir, tidak mempunyai keterbatasan dan tidak membutuhkan yang lain) & wajibul wujud (wajib adanya)

10. Pencipta, diciptakan yang lain?

· Ini kemungkinan yang batil (tidak dapat diterima oleh akal)

· Sebab, jika ia diciptakan oleh yang lain maka ia adalah makhluk dan bersifat terbatas, yaitu membutuhkan yang lain untuk mengadakannya

11. Pencipta, menciptakan dirinya sendiri?

· Ini pun kemungkinan yang batil

· Sebab, dengan demikian ia akan menjadi makhluk dan Khaliq pada saat yang bersamaan. Jelas ini tidak dapat diterima oleh akal

12. Pencipta, azali & wajibul wujud?

· Pencipta harus bersifat azali
· Jika Dia bersifat tidak azali berarti Dia makhluk (bukan pencipta)
· Inilah kemungkinan yang shahih (benar) bahwa Pencipta bersifat azali dan wajibul wujud

13. Apakah Pencipta sama dengan makhluk?

· Kalau Pencipta sama dengan makhluk maka pencipta itu lemah dan terbatas

· Pencipta yang bisa terindra, Pencipta yang zatnya sama dengan makhluk, Pencipta yang membutuhkan kepada yang lain, maka Pencipta ini pasti lemah dan terbatas

· Jadi, Pencipta tidak boleh sama dengan makhluk

14. Apakah Pencipta boleh lebih dari satu?

· Pencipta itu harus esa, tidak boleh berbilang

· Kalau berbilang, akan ada perselisihan

· Keluarga/kelompok/masyarakat/negara yang dipimpin oleh 2 atau lebih pemimpin akan mengalami perselisihan/perpecahan. Lantas bagaimana jika di dunia ini dunia ada Tuhan lebih dari satu?

15. Apa kesimpulannya?

Sifat-sifat Pencipta yang kita cari:

· Pencipta itu wajib adanya

· Jumlahnya hanya satu

· Dzat-Nya berbeda dengan makhluk

· Untuk semua manusia, bukan Pencipta yang khusus untuk kaum (etnis) tertentu saja (Yahudi)

· Tidak bergantung kepada apapun

· Pemilik kekuasaan dan kedaulatan tertinggi

16. Kesesuaian sifat Pencipta dengan Quran surat Al-Ikhlas ayat 1-4



قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia"

17. Kesesuaian sifat Pencipta dengan Quran surat Al-Anbiya ayat 22


لَوۡ كَانَ فِيہِمَآ ءَالِهَةٌ إِلَّا ٱللَّهُ لَفَسَدَتَا‌ۚ

Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa.“ (TQS Al Anbiya, 21:22)

18. Konsep ketuhanan Islam yang paling sesuai

· Hanya dengan konsep ketuhanan saja, konsep yang ditawarkan oleh agama Kristen, Yahudi, Hindu, Budha, dsb tertolak

· Dan ternyata, konsep ketuhanan yang ditawarkan oleh Islam adalah yang paling sesuai dengan apa yang kita cari/simpulkan diatas

19. Perintah berpikir pada Al Quran

· Akidah Islam dibangun dengan landasan akal

· Cara pembuktian adanya pencipta diatas, sejalan dengan banyak ayat di dalam Al Quran yang memerintahkan manusia untuk melakukan renungan mengenai kejadian manusia, alam dan kehidupan

· Al Quran mengajak manusia untuk mengamati segala apa yang ada di sekelilingnya untuk membuktikan adanya Allah SWT, Pencipta Yang Maha Pengatur

· Contoh: penciptaan manusia (lihat Qs. Al-Waqiah, 56:57-59), tumbuhnya tanaman (lihat Qs. Al-Waqiah, 56:63-65), air yang kita minum (lihat Qs. Al-Waqiah, 56:68-70), kayu dan api (Lihat Qs. Al-Waqiah, 56:71-73)

20. Al Quran memberikan jawaban yang memuaskan

· Konsep pencipta dan cara membuktikan adanya pencipta menurut Al Quran, adalah konsep yang rasional (masuk akal) dan tidak terbantahkan

· Al Quran memperkenalkan Pencipta manusia, alam semesta dan kehidupan bernama Allah SWT

· Allah SWT merupakan Zat yang hakiki (nyata ada), bukan sekedar hayalan

· Keberadaan-Nya dapat dijangkau dan diindera melalui keberadaan makhluk-Nya, meski mustahil untuk menjangkau dan melihat Zat-Nya

21. Pertanyaan berikutnya, benarkah Al-Quran berasal dari Allah?

· Setelah ada kesesuaian sifat-sifat Pencipta yang kita cari dengan sifat-sifat pencipta yang ada di dalam Al-Quran, juga sejalannya cara membangun keimanan terhadap adanya pencipta dengan ayat-ayat di dalam al-Quran, pertanyaan selanjutnya:

· Apakah Al-Qur'an benar-benar wahyu/firman Allah?

· Buatan manusia?

· Atau karangan pembawanya yang bernama Muhammad?

· Jawabannya InsyaAllah kita bahas di pertemuan selanjutnya


Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih