Hambatan-hambatan dalam Menulis dan Solusi Praktis Mengatasinya


Menulis di media online, di era sekarang ini menjadi salah satu cara efektif menyebarluaskan ide, gagasan, pendapat, pemikiran, bahkan faham tertentu. Pergeseran habit (kebiasaan) ke dunia digital, yang dibarengi dengan makin tersebarnya gadget (gawai) di kalangan masyarakat, menjadikan bacaan atau tontonan digital menjadi sebuah kebutuhan. 

Sebagai muslim, ada sebuah kewajiban yang dibebankan Allah Subhanahu Wa Ta'ala yakni amar ma'ruf nahyi mungkar atau dakwah. Uslub alternatif adalah melalui tulisan di media online (Facebook, WhatsApp, Line, instagram, blog, website, dan lain-lain). 

Media-media ini, sesuai kemampuan, diusahakan diisi dengan konten-konten yang mengajak kepada kehidupan sesuai syariat, memberi pemahaman tentang makna kehidupan, dan mengingatkan akan adanya kehidupan setelah kehidupan di dunia ini, yang menjadi ajang pertanggungjawaban segala amaliah di dunia. 

Namun tak semua memiliki keterampilan yang sama dalam hal menulis. Ada sejumlah hambatan baik internal maupun eksternal yang mengganggu proses kreatif ini. Walau pada dasarnya, semua orang bisa menulis menuangkan ide. 

Hambatan internal biasanya berkisar seputar kurang motivasi, kurang percaya diri, atau kesulitan memulai. 

Hambatan eksternal biasanya berkisar seputar kesulitan membagi waktu atau disibukkan dengan aktivitas lain.

Hambatan dalam Menulis Menurut Teman Sejawat

Beberapa teman sejawat, para guru di SMPN 1 Mande diwawancarai mengenai hambatan apa saja yang dihadapi dalam proses kreatif menuangkan ide ke dalam rangkaian kata-kata. 

Berikut ringkasan hambatan Menulis versi para guru:

Yuliana Gultom, M.Pd. (Guru IPA) 

1. Membuat penyusunan kalimat yang tepat.
2. Mencari tema yang bermanfaat dalam ilmu akhirat.
3. Sulit memulai karena banyak aktivitas lain.

Nina Gartina, S.H.I (Guru PAI) 

1.Memilih kata awal
2.Menulis dengan kalimat yang mudah dipahami
3. keterbatasan pengetahuan

Eem Rohimah, S.Pd. (Guru IPS) 

1. Berpikir bahwa menulis itu sulit 🤭
2. Tidak punya ide bahan topik menarik
3. Bingung memulai dari mana...
4.Kurang Percaya diri "takut jelek" 😇

Santi Kurniawaty, M.Pd. (Guru IPS) 


1. Mengembangkan ide
2. Mencari keterhubungan antar paragraf
3. Mengembangkan referensi pendukung

Siti MK Nurjanah, S.Pd. (Guru Bahasa Inggris

1. Susah memulainya
2. Mencoba untuk memulai namun suka macet dalam menyusun kata-kata dan kalimatnya
3. Terkendala waktu. Karena untuk menyelesaikan tulisan harus fokus

Hambatan Utama dalam Menulis dan Saran Solusinya


Dari paparan rekan tadi, bisa kita simpulkan 4 hambatan utama dalam proses kreatif menulis, yaitu:

1. Kesulitan menentukan tema dan judul 

Bukan hanya pemula, penulis terkenal sekalipun ada masanya mengalami kesulitan menggali ide untuk tulisan. Namun seiring waktu dan kegigihan untuk mencoba, kesulitan ini akan sedikit demi sedikit terkikis. Bagi yang sudah terbiasa, apapun yang ada dan dialami bisa menjadi sumber ide. 

Saran solusi:
A. Gali dari pengalaman pribadi, tulis, tambahkan referensi (dari Al Qur'an, hadits, tulisan/buku orang lain dll) 

B. Gali dari kisah atau pengalaman orang lain, kita kupas, tambahkan referensi dan pesan yang diharapkan sampai kepada pembaca 

C. Baca tulisan orang lain, pahami isinya, dan tulis kembali dengan pola ungkap kita, jangan copas. 

D. Untuk judul diusahakan mengandung kata kunci, tidak terlalu panjang juga tidak terlalu pendek. 

2. Kesulitan memulai 

Guru Bahasa Inggris mengatakan, " All the start is difficult", setiap permulaan itu susah. Ini berlaku juga dalam memulai menulis. Bingung dari mana memulai, kata apa yang cocok untuk ditempatkan di awal paragraf, dan lain sebagainya. Ini wajar saja. 

Saran solusi:
Ada peribahasa, "Alah Bisa Karena Biasa", bahwa sebuah keterampilan akan bisa didapatkan dengan cara dibiasakan. Makin sering dilakukan, disertai ilmunya, makin meningkat sebuah keterampilan. Begitu juga dengan membuat sebuah tulisan. 

Alternatif kata atau juga kalimat dalam mengawali tulisan, antara lain:

A. Slogan/peribahasa/ayat Al Qur'an /hadits, atau quote tertentu yang ada hubungannya dengan topik yang akan kita bahas. 

B. Kalimat kunci dari topik bahasan. Misal, kita akan membahas tentang menulis di media online. Maka kata kunci di paragraf pertama mutlak harus ada, contohnya seperti artikel ini

C. Cerita sehari-hari. Cuplikan cerita yang kita atau teman kita alami, yang "nyambung" dengan tema. 

3. Kesulitan menyambung antar paragraf 

Setelah judul ditemukan, tema bisa digali, kesulitan berikutnya adalah membuat Keterkaitan antar paragraf. 

Artikel di media online, khususnya blog, bagusnya di kisaran 500 kata ke atas. Sungguh jumlah yang banyak bagi pemula. Terkadang di paragraf pertama sudah lancar, namun ketika masuk di paragraf selanjutnya, seakan kehabisan kata untuk meneruskannya. Ini, sekali lagi memang harus dilatih dan sering dicoba. 

Saran solusi:
Ada beberapa saran yang bisa menjadi alternatif agar tiap paragraf ada kesinambungan dan Keterkaitan. 

A. Menempatkan kata/kalimat di akhir paragraf, kemudian diulang di awal paragraf berikutnya, walau redaksinya berbeda. 

B. Membuat pertanyaan di akhir paragraf, untuk selanjutnya dijawab di awal paragraf berikutnya. 

4. Kesulitan menutup artikel

Membuka dan menutup artikel hampir sama kesulitannya. Kalimat pembuka artikel berguna untuk merangsang pembaca untuk meneruskan membaca artikel yang kita buat.  Sedangkan penutup artikel berguna bagi pembaca dalam menyimpulkan atau mendapat penegasan tentang konten yang mereka baca. 

Saran solusi:
Ada beberapa teknik untuk menutup artikel, antara lain:

A. Membuat paragraf kesimpulan
B. Membuat pernyataan atau juga pertanyaan
C. Menuliskan harapan tentang kemanfaatan artikel dll. 

Demikian ulasan singkat mengenai Hambatan-hambatan dalam Menulis artikel serta saran-saran praktis mengatasinya. Semua ini berdasar pengalaman saya dalam membuat artikel-artikel di blog. 

Tentu masih banyak yang bisa kita gali dalam dunia tulis menulis ini. Walau belum mapan dan sempurna dalam menyusun kata, namun kita bisa banyak belajar dengan mencoba dan terus mencobanya. 

Cara terbaik untuk bisa menulis adalah dengan menulis. Setuju? 

Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih