5 Tanda Munafiq yang Harus Diwaspadai

Tanda munafiq

5 Tanda Munafiq yang Harus Diwaspadai. Rasulullah SAW bersabda, "Ada empat tabiat, siapa yang dalam dirinya ada keempatnya maka ia seorang munafik murni, dan jika ada salah satu darinya maka di dalam dirinya ada sebagian dari tabiat nifak sampai ia meninggalkannya, yaitu: siapa yang jika berbicara berbohong; jika berkomitmen tidak menepati; jika bersengketa berdusta; dan jika mengikat perjanjian tidak memenuhi." (HR al-Bukhari, Muslim).

Redaksi hadits ini diriwayatkan dari jalur Abdullah bin Amru ra. Sementara redaksi Abu Hurairah ra: "Tanda-tanda munafik ada tiga: jika berbicara berbohong, jika berkomitmen tidak menepati, dan jika dipercayai (diamanahi) berkhianat" (HR Bukhari dan Muslim).

Apa itu nifaq? 

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-'Ashqalani di Fathu al-Bari menjelaskan, "An-nifaq secara bahasa adalah batin menyalahi yang zhahir. Jika itu tentang i'tiqad (keyakinan) keimanan maka itu adalah nifaq al-kufr dan jika tidak (bukan tentang keimanan) maka itu adalah nifaq al-'amal, dan termasuk di dalamnya melakukan dan meninggalkan perbuatan, dan tingkatannya berbeda-beda. 

Sabda Rasul SAW khalishan (murni) yakni sangat menyerupai orang munafik disebabkan sifat-sifat itu karena dominannya sifat itu atas dirinya dan telah menjadi akhlak (sifat) dan tabiatnya."

Imam an-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan, 

"Maknanya bahwa tabiat-tabiat ini adalah tabiat nifaq, dan pemilik tabiat ini menyerupai orang munafik dalam tabiat-tabiat ini dan berakhlak (menyifati diri) dengan sifat-sifat mereka. Nifaq itu adalah menampakkan apa yang disalahi oleh batin. 

Makna ini ada pada pemilik tabiat-tabiat ini dan nifaq-nya itu terhadap orang yang ia ajak bicara, yang ia beri komitmen, yang mengamanahkan kepadanya, yang ia sengketai dan orang yang ia ikat perjanjian dengannya, bukan bahwa ia munafik di dalam Islam dan ia menampakkan Islam sementara ia menyembunyikan kekufuran. 

Dan Nabi SAW tidak menghendaki dengan hadits ini bahwa dia adalah munafik dengan nifaq al-kufar yang kekal di kerak neraka."

5 Tanda Munafiq yang Harus Diwaspadai

Gabungan kedua hadits di atas menyebutkan lima tabiat tanda nifaq al-'amal (nifaq al-ashghar). Jika tabiat-tabiat itu ada dan dominan pada diri seseorang, maka dia sangat menyerupai orang munafik dalam hal tabiat itu, namun ia bukanlah orang munafik dalam pengertian syara', yakni nifaq al-kufri (nifaq al-akbar) yang kelak kekal di kerak neraka. Kelima tabiat itu harus dijauhi sejauh mungkin.

Pertama, idza haddatsa kadzaba -jika berbicara berbohong. Al-Hafizh Ibnu Hajar mengutip dari Ibnu at-Tin dari Imam Malik ketika ia ditanya tentang bohong ini, ia berkata: 

"Mungkin ia berbicara tentang kehidupannya yang lalu, kemudian dia berlebihan dalam mendeskripsikannya maka ini tidak membahayakan. Melainkan yang membahayakan adalah orang yang berbicara tentang sesuatu dengan menyalahi yang sebenarnya karena sengaja berbohong." 

Jadi yang dimaksud adalah berbicara sesuatu yang telah lalu atau sedang terjadi dengan menyalahi yang sebenarnya.

Kedua, idza khashama ghadara -jika bersengketa berkhianat/berdusta. Yakni ketika bersengketa menyimpang dari al-haqq menuju kebatilan dan berdusta, misalnya mengungkapkan argumentasi atau bukti secara dusta. Ini sebenarnya turunan dari berbohong.

Ketiga, idza tumina khana -jika diamanahi berkhianat. Menunaikan amanah diperintahkan Allah (QS an-Nisa: 58) dan mengkhianati amanah dilarang dan diancam dengan azab (QS al-Anfal: 27). Lebih spesifik amanah yang dimaksud adalah amanah berupa harta. Termasuk amanah kekuasaan dan jabatan.

Keempat, idza 'ahada ghadara -jika mengikat perjanjian melanggarnya. Ini sebenarnya terderivasi dalam idza tumina khana. Allah memerintahkan untuk memenuhi perjanjian secara umum (QS al-Isra': 34) dan perjanjian dengan Allah (QS an-Nahl: 91) serta mengancam orang yang tidak memenuhi perjanjian dengan azab yang pedih (QS Ali Imran: 77). 

Termasuk dalam al'ahdu yang wajib dipenuhi itu adalah semua al-'ahdu dan akad di antara manusia, serta semua syarat yang disepakati selama tidak menyalahi syariah. Demikian juga perjanjian hamba dengan Allah berupa nadzar, sumpah, dan sejenisnya.

Kelima, idza wa'ada akhlafa -jika berkomitmen (berjanji) tidak menepati. Menurut Ibnu Rajab, hal itu ada dua macam: pertama, berjanji dan di dalam hatinya berniat tidak menepatinya, dan ini yang paling buruk. 

Al-Awza'iy berkata: "Andai orang berkata: "Aku lakukan begini insya Allah dan niatnya tidak akan menepati, maka ia dusta dan tidak menepati janji." Kedua, berkomitmen dan niatnya akan menepati, kemudian tampak baginya, lalu ia tidak menepatinya tanpa udzur. Yang kedua ini menurut sebagian ulama tidak berdosa.

Demikian pembahasan mengenai 5 Tanda Munafiq yang Harus Diwaspadai oleh kita, sehingga tidak terjerumus ke dalam satu atau lebih tanda sifat tercela tersebut. 

Terima kasih kepada akhi Yoyok Rudianto... Semoga kemanfaatannya bertambah dan berlipat dengan tersebarnya tulisan ini. 

Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih