Perbedaan Karamah dan Sihir, Mendudukan Pemahaman Berdasar Dalil

Perbedaan Antara Karamah dan Sihir, Mendudukan Pemahaman yang benar berdasar dalil. Tentang definisi karamah dan Sihir, siapa yang mendapatkan karamah dan siapa pelaku sihir. Penjelasan singkat oleh Ustadz Irfan Abu Naveed dalam bukunya, "Menyingkap jin dan dukun hitam putih Indonesia". Berikut paparannya.


Saat ini, tak sedikit umat Islam yang terkelabui fenomena kejadian-kejadian luar biasa yang banyak dipertontonkan para pemiliknya dan diklaim sebagai suatu kelebihan 'karamah'yang bisa dipelajari. Misalnya ilmu kekebalan, membuka aura, susuk, pelet, pengasihan jodoh atau rizki, ilmu terawang, transfer karamah, dan lain sebagainya.

Benarkah klaim karamah' tersebut? Apakah ilmu-ilmu itu boleh dimiliki dan bisa dipelajari? Atau hanya tipuan murahan mereka & syaithan yang jadi sekutunya (baca: khadam) demi mengharap harga dunia? Ingat! Rasulullah SAW bersabda,

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:


إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ

Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.”  

Kemudian Rasulullah SAW membacakan QS Al-An'am 44:

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sebingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, kami silesa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa)31." (HR. Ahmad)

Untuk memahami permasalahan di atas pun, bisa kita kaji perjalanan agung kehidupan Rasulullah dan para shahabat. Seandainya ilmu ini suatu ilmu syar'i dan sesuatu yang baik atau utama untuk diamalkan, pasti Rasulullah SAW dan para shahabat akan menggelutinya dan digunakan untuk berjihad melawan kaum kuffar, apa yang menghalangi mereka? Padahal mereka adalah sebaik-baik generasi teladan.

Coba kita tengok sirah Rasulullah , apa yang dilakukan Rasulullah SAW ketika perang Badar? Beliau mempersiapkan para sahabat dengan baik, dan yakin setelah mereka dipastikan berjihad dengan motivasi ruhiyah (al-quwwvah al-ruhiyyah) dan memahami jihad dalam Islam, Rasulullah saw dan para mujahid badar pun memenuhi hukum sebab-akibat untuk meraih kemenangan. Mereka bermusyawarah merumuskan strategi yang tepat, mempersiapkan baju besi). Setelah senjata itu dan beliau mengenakan baju perang banyak  disamping tawakal pada-Nya. Nabi bersabda kepada ketika berada di Qubbah:

"Ya Allah, sungguh aku benar-benar memobon kepada-Mu akan perjanjian dan janji-Mu. Ya Allah, jika Engkau menghendaki (kehancuran pasukan Islam ini) maka Engkau tidak akan disembab lagi setelah hari ini".

Maka Abu Bakar memegangi tangan Beliau dan berkata, "Cukup wahai Rasulullah. Sungguh Tuan telah bersungguh-sungguh meminta dengan terus-menerus kepada Rabb Tuan."

Saat itu Beliau mengenakan baju besi lalu tampil sambil bersabda:

"Kesatuan musuh itu pasti akan diceraiberaikan dan mereka akan lari tunggang langgang. Akan tetapi sebenarnya hari qiyamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka (siksaan) dan hari qiyamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit". (HR. al-Bukhari)

Bi idznillah! Para mujahid badar yang berjumlah 300 jiwa lebih beberapa puluh orang, bisa menceraiberaikan, menggempur dan mengalahkan sekitar 1.000 orang pasukan kafir Quraisy.

Begitu pula do'a beliau SAW ketika perang Uhud. Dari Tsabit dari Anas, bahwa Rasulullah SAW pernah berdoa saat terjadinya perang uhud:

"Ya Allah, jika Engkau menghendaki (kemenangan atas orang kafir dan mengalahkan pasukan Islam) niscaya Engkau tidak di sembah di muka bumi. "(HR. Muslim no. 3278)

Rasulullah SAW dan para mujahid Badar menggetarkan dan mengalahkan musuh, Allahu Akbar!

Begitu pula khabar tentang kisah mukjizat para Nabi dan Rasul Allab  yang dikabarkan Allah , dalam al-Qur'an. Begitu pula karamah yang dimiliki para shahabat. Sebagai contoh karamah 'Umar bin al-Khaththab. Atau karamah atau ma'unah dari berbagai medan jihad Palestina, Afghanistan, dan lainnya, yang sampai kepada penulis.  .

Lantas jika ada yang berdalih, "Para ulama di negeri ini kebal ditembak mesiu musuh ketika berjihad melawan penjajah Belanda."

Penulis buku ini menjawab dengan tegas:

1. Secara prinsip, semua perkataan, perbuatan dan pembenaran manusia selain Rasulullah SAW bukan dalil syari'at untuk menghukumi suatu perbuatan. Dalil syari'at adalah al-Qur'an al-Karim, al-Sunnah dan yang ditunjukkan oleh keduanya, yakni Ijma' Sahabat dan Qiyas Syar'iyyah.

2 . Para 'ulama yang berjihad melawan penjajah Belanda, - jika memang benar pernah kebal ditembak mesiu, atau keanehan yang semisalnya- itu merupakan karamah yang AllahSWT anugerahkan pada mereka ketika mereka benar-benar terdesak musuh. Para 'ulama wali Allab ini tak memperoleh karamah dengan ritual atau belajar khusus untuk kesaktian!

Misalnya kisah mukjizat Nabi Musa ", yakni membelah lautan dengan hentakan tongkatnya ketika terdesak Fir'aun dan bala tentaranya.

Para mujahid cilik Afganistan, bisa membedakan antara pesawat tempur AS-sekutu yang hendak menyerang atau sekedar lewat. Yakni keberadaan burung-burung yang terbang mengikuti pesawat. Atau kisah lemparan batu mujahid cilik Palestina yang menghancurkan tank musuh. 

Begitu pula kisah mujahidin Ambon yang terdesak kaum kuffar muharriban fi'lan di masjid. Kaum kafir melihat cahaya putih dari langit yang turun ke masjid, yakni bala tentara berkuda putih yang menolong para mujahidin. Subhanallah!

Mereka memegang teguh akidah dan menjalankan syari'at Allah. Allah anugerahkan mereka nashrullah dalam keadaan genting.
Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih