Inilah 10 Waktu dan Tempat yang Disyariatkan Membaca Shalawat

Tentang keutamaan shalawat dan bagaimana lafal shalawat yang disunnahkan, kita sudah faham. Dan sekarang, untuk lebih memantapkan pemahaman tentang shalawat, kita akan bahas tempat dan waktu yang disyariatkan mengucap Shalawat dan Salam kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. 

10 Waktu dan Tempat yang Disyariatkan Membaca Shalawat

Ada beberapa waktu dan tempat yang disunnahkan untuk membaca shalawat, antara lain:

1) Di dalam shalat pada saat tasyahud tahiyyat awal dan akhir (437). 

Berdasarkan hadits Fadhalah bin Ubaid al-Anshari, "Rasul menegur seseorang yang tidak bershalawat kepada beliau. "(438) 

Imam asy-Syafi'i berkata: "Lafazh tasyahud awal dan akhir adalah sama, tidak ada perbedaan. Adapun maksud tasyahud ini ialah tasyahud serta shalawat atas Nabi, karena tidak sempurna apabila salah satunya ditinggalkan."(439) 

Basyir bin Sa'ad pernah bertanya: "Bagaimana cara bershalawat kepada Nabi dalam shalat?" 

Lantas beliau mengajarkan tata caranya..... (440)

2) Dalam shalat Jenazah sesudah takbir yang kedua 

Disunnahkannya membaca shalawat dalam shalat Jenazah sesudah takbir kedua ialah berdasarkan riwayat yang masyhur dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif. (441) 

3) Dalam khutbah; seperti khutbah Jum'at, Idul Fithri, dan Idul Adh-ha, Istisqa, dan lain sebagainya.442

4) Setelah menjawab adzan (443) 

5) Ketika berdoa. Ada tiga cara:

a) Sebelum berdoa, memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi.

b) Shalawat pada awal, pertengahan, dan akhir doa.

c) Shalawat pada awal dan akhir, adapun doa pada pertengahannya.

Berdasarkan hadits Fadhalah bin Ubaid, bahwa Nabi bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian berdoa, mulailah dengan memuji Allah dan menyanjung-Nya, lalu ucapkanlah shalawat kepada Nabi, kemudian Berdoa lah menurut apa yang ia kehendaki.""(444) 

Berdasarkan hadits yang lain: "Setiap doa hamba terhalang hingga diucapkan shalawat kepada Nabi."(445) 

6) Ketika masuk dan keluar dari masjid. (446) 

Disunnahkan mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad ketika masuk masjid, juga ketika keluar darinya. (447) 

7) Setiap duduk di majelis, saat berkumpul beberapa orang, dan sebelum berpisah.(448) 

8) Setiap kali disebut nama Muhammad.(449) 

Rasulullah bersabda:

۔ رغم أنف رجـل ذكـرتُع نده فلم يصل علي

"Hina dan rugi serta kecewalah seseorang yang disebut namaku di sisinya, akan tetapi ia tidak bershalawat kepadaku...." (450) 

Rasulullah bersabda: "Orang yang bakhil adalah orang yang jika namaku disebut, dia tidak membaca shalawat kepadaku."(451) 

9) Pada waktu malam Jum'at dan pada hari Jum'at.(452

Nabi bersabda:

. أكثروا الصلاة علي يوم الجمعة وليلة الجمعة، فمن صلىع لى صلاة صلى الله عليه عشرا

"Perbanyaklah oleh kalian shalawat kepadaku pada hari Jum'at dan malam Jum'at, karena barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali (shalawat saja), niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali."(453) 

Hari Jum'at mempunyai keutamaan yang sangat banyak, Allah menciptakan Nabi Adam pada hari Jum'at dan hari Kiamat nanti terjadi pada hari Jum'at.

Rasulullah menganjurkan pada hari itu memperbanyak bershalawat kepada Nabi. Rasulullah bersabda:

ـ إنّ من أفضل أيامكم يوم الجمعة، فيه خلق آدم وفيه قبـض وفيه النفخة وفيه الصعقة، فأكثر واعلى من الصلاة فيه فإن صلاتكم مفروضة علي

"Sesungguhnya di antara hari yang paling afdhal (utama) bagi kalian ialah hari Jum'at. Pada hari itulah Nabi Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itulah akan ditiup sangkakala sehingga terjadi kematian seluruh makhluk. Karenanya perbanyaklah shalawat pada hari Jum'at, karena shalawat kalian akan disampaikan kepadaku.. (454) 

10) Ketika di Shafa dan Marwah, berdasarkan atsar dari Umar bin al-Khathab dan anaknya, Abdullah .(455) 

Dan masih ada beberapa tempat lain yang dikemukakan oleh Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya. (456) 

Penjelasan :

Disunnahkan mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi setiap kali menyebut dan disebut nama beliau, berdasarkan dalil di atas pada poin 8.

Shighah (Bentuk) Shalawat dan Salam atas Nabi yang Ringkas

صلى الله عليه وسلم (1

عليه الصلاة والسلام (2

اللهم صل وسلم عليه (3

Imam an-Nawawi berkata: "Apabila seseorang dari kalian bershalawat kepada Nabi, maka hendaklah ia menggabungkan antara shalawat dan salam, jadi tidak boleh ia hanya mengucapkan عليه السلام saja (457)

Ibnu Shalah berkata: "Sebaiknya penulis hadits dan penuntut ilmu menulis shalawat serta salam atas Rasulullah (dengan lengkap), dan ketika menyebutnya tidak pernah bosan mengulang-ulangnya, karena yang demikian sangat besar manfaatnya, bahkan yang segera diperoleh penuntut ilmu dan penulis hadits.

Barangsiapa yang lalai maka ia pun tercegah mendapat pahala yang besar. Karena itulah, hendaknya ia tidak memotongnya atau tidak menyingkat ketika menulisnya."(458) 

Yang perlu diperhatikan dalam masalah shalawat kepada Rasulullah bahwa tidak boleh seseorang membuat shalawat-shalawat yang tidak dicontohkan oleh beliau, karena shalawat termasuk ibadah, sedangkan ibadah dasarnya ialah ittiba' (mencontoh Nabi kita).

Lengkapnya bisa Anda baca dalam Buku Doa dan Wirid, Mengobati Guna-guna dan Sihir Menurut Al-Qur'an dan as-Sunnah, karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas. 

Catatan Kaki

437. Lihat Shifatu Shalâtin Nabi karya Syaikh al-Albani.

438. Shahih: HR. Abu Dawud (no, 1481), at-Tirmidzi (no. 3477), Ahmad (VI/18), an-Nasai (III/44-45), dan perawi lainnya.

439. Al-Umm (1/141) dan lihat Shifatu Shalâtin Nabi (hlm. 170) karya Syaikh al-Albani.

440. Shahih: HR. Muslim (no. 405) dan lainnya dari Abu Mas'ud al-Anshari.

441. Shahih: HR. Imam asy-Syafi'i dalam al-Umm (1/308-309), Ibnul Jarud dalam al-Muntaqa (no. 540), al-Hakim (1/360), al-Baihaqi (IV/40), dan yang lainnya. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Irwâ-ul Ghalil (no. 734); juga Ahkâmul Janâ-iz (hlm. 155-156, no. 79), terbitan Maktabah al-Ma'arif, tahun 1412 H.

442. Jalâ-ul Afhâm (hlm. 521-526).

443. Berdasarkan hadits Muslim (no. 384) dari Abdullah bin Amr bin al-Ash. Lihat Jalâ-ul Afhâm (hlm. 526-530).

444. Shahih: HR. Ahmad (VI/18), Abu Dawud (no. 1481), an-Nasai (III/44), at-Tirmidzi (no. 3477), Ibnu Khuzaimah (no. 709, 710), dan al-Hakim (I/230, 268).

445. Lihat Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah (no. 2035).

446. Jalâ-ul Afhâm (hlm. 535-536).

447. Berdasarkan riwayat Abu Dawud (no. 465), serta Ibnu Majah (no. 772), ad-Darimi (I/324) dan Ibnu Sunni dalam 'Amalul Yaum wal Lailah (no. 88).

448. Berdasarkan beberapa riwayat yang shahih. Lihat Silsilah al-Ahâdîts ash Shahîhah (no. 74-79).

449. Jalâ-ul Afhâm (hlm. 540-558).

450. Shahih: HR. At-Tirmidzi (no. 3545) dan al-Hakim (1/549) dari Abu Hurairah. Lihat Irwâ-ul Ghalil (no. 6).

451. Lihat lafazh Arabnya pada halaman 368 dalam buku ini, hadits ke-231.

452. Jalâ-ul Afhâm (hlm. 570-571).

453. Hasan: HR. Al-Baihaqi (III/249) dari Anas bin Malik. Sanadnya hasan. Lihat Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah (no. 1407).

454. Shahih: HR. Abu Dawud (no. 1047, 1531), an-Nasai (III/91-92), Ahmad (IV/8), Ibnu Majah (no. 1636), Ibnu Khuzaimah (no. 1733), ad-Darimi (I/369), Ibnu Hibban (no. 550), al-Hakim (I/278). Sanadnya shahih. Lihat Jalâ-ul Afhâm (no. 74, hlm. 149-156), juga Irwâ-ul Ghalîl (no. 4).

455. Jalâ-ul Afhâm (hlm. 537-538). Pada hakikatnya, shalawat ini mengiringi doa, sebagaimana setiap doa dianjurkan untuk membaca shalawat, begitu pula ketika di Shafa dan Marwah.

456. Yang berjudul Jalâ-ul Afhâm fi Fadhlish Shalâh was Salâm 'alâ Muhammadin Khairil Anâm (hlm. 453-558), ta'liq dan takhrij Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman, cetakan pertama, terbitan Dâr Ibnil Jauzi, tahun 1417 H.

457. Shahih al-Adzkâr (1/325).

Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih