Memahami Perbedaan antara Cicilan Riba dan Cicilan Syar'i

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dari kita menghadapi kebutuhan yang memerlukan pembiayaan tambahan. Dalam hal ini, beberapa orang memilih untuk membayar dengan menggunakan sistem cicilan. Namun, penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara cicilan riba dan cicilan yang syar'i. 

Memahami Perbedaan antara Cicilan Riba dan Cicilan Syar'i

Memahami Perbedaan antara Cicilan Riba dan Cicilan Syar'i

Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan perbedaan mendasar antara kedua sistem ini.

1. Definisi Cicilan Riba

Cicilan riba, juga dikenal sebagai sistem pembiayaan konvensional, melibatkan pembayaran tambahan yang disebut bunga atau riba. Dalam sistem ini, jumlah pinjaman awal dikenai bunga, yang harus dibayar oleh peminjam bersama dengan pokok pinjaman. Ini berarti bahwa jumlah yang harus dikembalikan peminjam melebihi jumlah pinjaman asli.

2. Definisi Cicilan Syar'i

Cicilan syar'i, juga dikenal sebagai sistem pembiayaan Islam atau bebas riba, berlandaskan prinsip-prinsip syariah Islam. Dalam sistem ini, tidak ada bunga atau riba yang dikenakan. Alih-alih, lembaga keuangan yang menawarkan cicilan syar'i menerapkan prinsip bagi hasil atau murabahah. Dalam hal ini, harga barang atau jasa yang dibeli disepakati sebelumnya, dan pembayaran dilakukan dalam angsuran tanpa penambahan bunga.

3. Aspek Hukum

Cicilan riba hukumnya haram dalam Islam karena melibatkan praktik riba yang dilarang secara tegas dalam Al-Quran. Riba dianggap tidak adil karena menguntungkan pihak yang meminjamkan uang sementara membebankan beban tambahan kepada peminjam. Sebaliknya, cicilan syar'i diperbolehkan dalam Islam karena tidak melibatkan bunga atau riba.

4. Prinsip Kerja

Dalam cicilan riba, pembayaran bulanan yang harus dilakukan oleh peminjam terdiri dari sejumlah pokok pinjaman dan bunga yang ditambahkan. Seiring berjalannya waktu, jumlah bunga yang harus dibayarkan meningkat, dan sebagian besar pembayaran awal digunakan untuk membayar bunga. Pada akhirnya, peminjam membayar jumlah yang jauh lebih tinggi daripada pinjaman awal.

Di sisi lain, dalam cicilan syar'i, pembayaran bulanan yang dilakukan oleh peminjam hanya mencakup sejumlah pokok pinjaman. Jumlah pembayaran tetap sama sepanjang masa pinjaman, dan tidak ada bunga yang ditambahkan. Hal ini memberikan transparansi kepada peminjam mengenai jumlah yang harus mereka bayar, dan tidak ada kekhawatiran tentang pembayaran yang meningkat seiring waktu.

5. Dampak Sosial

Cicilan riba dapat membebani peminjam dengan hutang yang berkepanjangan, karena pembayaran yang terus meningkat dan potensi terjebak dalam siklus utang. Selain itu, sistem ini juga dapat meningkatkan kesenjangan ekonomi antara peminjam dan orang yang tidak mampu membayar bunga yang tinggi. Dalam beberapa kasus, cicilan riba dapat memicu masalah keuangan yang serius dan mempengaruhi stabilitas keuangan individu maupun keluarga.

Di sisi lain, cicilan syar'i memberikan kesempatan kepada individu yang tidak memiliki akses ke sistem keuangan konvensional untuk mendapatkan pembiayaan yang adil dan sesuai dengan prinsip syariah. Sistem ini mendorong keadilan dan kesetaraan dalam memperoleh akses ke pembiayaan, terutama bagi mereka yang memiliki pendapatan terbatas.

6. Konsep Keuangan Berkelanjutan

Cicilan syar'i juga sejalan dengan konsep keuangan berkelanjutan. Dalam praktiknya, lembaga keuangan yang menawarkan cicilan syar'i sering kali memiliki perhatian yang lebih besar terhadap dampak sosial dan lingkungan. Mereka berupaya memastikan bahwa pembiayaan yang mereka berikan tidak hanya menguntungkan individu secara finansial, tetapi juga mempertimbangkan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Penutup

Perbedaan antara cicilan riba dan cicilan syar'i sangat signifikan. Cicilan riba melibatkan bunga atau riba yang dikenakan kepada peminjam, sementara cicilan syar'i mengikuti prinsip-prinsip syariah dan tidak melibatkan bunga. Cicilan riba dapat menyebabkan masalah keuangan jangka panjang, sementara cicilan syar'i memberikan kesempatan kepada individu untuk mendapatkan pembiayaan yang adil dan sesuai dengan prinsip syariah.

Oleh karena itu, bagi mereka yang ingin memilih sistem pembiayaan yang lebih sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan mempertimbangkan dampak sosial yang lebih luas, cicilan syar'i dapat menjadi pilihan yang baik. Selain itu, pemahaman yang baik tentang perbedaan ini juga dapat membantu individu membuat keputusan finansial yang lebih bijaksana dan bertanggung jawab.

Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih