Mengatasi Kebiasaan Self-Harm: Perspektif dan Solusi

Kali ini abufadli.com akan mencoba membahas tentang Kebiasaan Self-Harm: Perspektif dan Solusi. Ini berangkat dari adanya fenomena yang merebak di kalangan pelajar mengenai perilaku ini. Mereka menyebut self harm sebagai "barcode".


Pendahuluan

Self-harm adalah suatu tindakan yang banyak orang mungkin tidak pahami sepenuhnya. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan pengertian self-harm, menggali asal-usulnya, mencari tahu penyebabnya, dan memberikan wawasan tentang cara mengatasi kebiasaan self-harm. Selain itu, kita juga akan melihat pandangan Islam tentang self-harm.

Pengertian Self-Harm

Self-harm merujuk pada perilaku di mana seseorang menyakiti diri sendiri secara sengaja, baik fisik maupun emosional. Ini dapat berupa pemotongan, memukul diri sendiri, menyayat anggota badan, membakar diri, atau bahkan merusak diri dengan cara lain. Orang yang melakukan self-harm seringkali merasa terjebak dalam perasaan keputusasaan dan ketidakmampuan untuk mengatasi emosi mereka.

Asal-Usul Kebiasaan Self-Harm

Asal-usul kebiasaan self-harm dapat sangat beragam. Banyak yang mengaitkannya dengan pengalaman traumatis atau stres berat. Orang yang mengalami penolakan sosial atau tekanan emosional yang kuat sering mencari cara untuk mengatasi perasaan negatif ini, dan self-harm dapat menjadi bentuk pelampiasan.

Penyebab Self-Harm

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan self-harm. Salah satunya adalah ketidakmampuan untuk mengatasi emosi negatif. Orang yang merasa cemas, marah, atau putus asa mungkin menggunakan self-harm sebagai cara untuk meredakan tekanan. Selain itu, masalah mental seperti depresi dan gangguan kepribadian juga dapat berperan dalam mendorong seseorang melakukan self-harm.

Cara Mengatasi Kebiasaan Self-Harm

Mengatasi kebiasaan self-harm adalah langkah penting untuk pemulihan. Pertama, seseorang perlu mencari bantuan dari profesional kesehatan mental. Terapi adalah salah satu cara yang efektif untuk mengatasi self-harm, karena membantu individu memahami akar masalah mereka dan belajar cara mengatasi emosi negatif tanpa merusak diri sendiri.

Selain itu, penting juga untuk memiliki jaringan dukungan yang kuat. Teman, keluarga, atau kelompok dukungan dapat memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan. Seseorang yang mengatasi kebiasaan self-harm perlu memiliki strategi pengganti yang sehat, seperti olahraga, seni, atau meditasi, untuk mengalihkan perhatian dari pemikiran negatif.

Pandangan Islam tentang Self-Harm

Dalam Islam, self-harm sebagai perbuatan yang tercela. Islam mendorong umatnya untuk menjaga diri mereka sendiri sebagai amanah dari Allah SWT. Menghormati tubuh dan jiwa adalah nilai penting dalam agama ini. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman, "Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan (alasan) yang benar" (Al-Isra, 17:33).

Juga dalam QS al-Baqarah ayat 195

 وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللهِ وَلاَ تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ; 

“dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu sendiri ke dalam jurang kebinasaan.”,

Dalam pandangan Islam, ketika seseorang merasa tertekan atau bermasalah, dia harus mencari bantuan dalam doa, berbicara dengan orang yang dipercayainya, atau mencari bantuan profesional jika diperlukan. Self-harm tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Islam dan harus dihindari.

Kesimpulan

Self-harm adalah masalah serius yang mempengaruhi banyak orang di seluruh dunia. Untuk mengatasi kebiasaan self-harm, penting untuk mencari bantuan profesional, memiliki dukungan sosial, dan mengembangkan cara-cara positif untuk mengatasi emosi. Dalam pandangan Islam, menjaga tubuh dan jiwa adalah kewajiban, dan self-harm tidak sesuai dengan ajaran agama. Semoga artikel ini memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih baik tentang self-harm serta solusi untuk mengatasinya.

Ditulis di SMPN 1 Mande

Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih