2 Sikap Batin Menghadapi Kegagalan, Boleh dicoba!

2 Sikap Batin Menghadapi Kegagalan, Boleh dicoba! "Life is never flat", demikian bunyi tagline iklan sebuah makanan ringan. Ya memang hidup ini tak pernah berjalan rata, mulus. Pasti Ada dinamika. Terkadang sedih, bingung, di saat berikutnya muncul rasa suka dan gembira.

Ibarat rumah yang kedatangan tamu. Tentu yang datang kepada rumah itu bermacam-macam karakter. Begitu pula hidup. Kita pernah kedatangan rasa sedih, galau, putus asa. Atau sebaliknya, kita juga bertemu dengan sukacita, gembira, dan semangat tinggi menjalani hidup. Itu semua tamu, perlu disambut, dijamu, dan disikapi sebaik-baiknya.


Dilema Batin

Hidup tak boleh berjalan apa adanya, tanpa tujuan dan target. Maka mulailah kita menyusun planning hidup. Merencanakan sesuatu, kemudian dengan penuh kemantapan, kita melakukan suatu action, sesuai planning tadi. Ikhtiar semaksimal mungkin agar tujuan tercapai.

Tapi apa yang terjadi, suatu upaya dengan berlelah-lelah, namun hasilnya jauh dari harapan, tak sesuai ekspektasi. Kita ambil langkah berikutnya, evaluasi. Apa yang salah dengan planning, action, atau faktor lainnya. Kita buat lagi rencana lain. Kita melakukan action lagi, dan ternyata kegagalan kembali menghampiri.

Jika kondisinya demikian, apa yang mesti kita lakukan?

Ada 2 sikap batin yang perlu kita latih menghadapi kegagalan atau istilah lainnya, tidak sesuai ekspektasi.
  • Pertama, memasrahkan apapun hasilnya setelah ikhtiar secara benar dan maksimal. Ungkapan umum mengatakan, " Manusia berencana, hasilnya Allah yang menentukan". Ya, manusia hanya punya rencana, keinginan, dan diupayakan dengan ikhtiar, urusan hasil, Allah jua yang menentukannya. Jika sikap batin ini ada dalam diri kita, kegagalan tidak dipandang sebagai sesuatu yang berat.
  • Kedua, meyakini dengan sepenuh hati, apapun pemberian dan keputusan Allah lah yang terbaik. Allah yang menciptakan, yang memenuhi kebutuhan makhluk-Nya, tentu Dia lebih tahu apa yang pantas untuk ciptaan-Nya. Tak usah "sok" tahu kita terhadap diri kita. 
Untuk menambah pemahaman, kita baca sebuah sikap batin Ali bin Abi Thalib, yang dilandasi keimanan paripurna terhadap suatu keputusan Allah subhaanahu wa ta'ala.

Imam Ali bin Abi Thalib berkata :

"Saya minta sesuatu kepada Allah. Jika Allah memberinya padaku, saya gembira sekali saja. Namun, jika Allah tidak memberinya padaku, saya gembira sepuluh kali lipat. Sebab, yang pertama itu pilihanku, sedangkan kedua itu pilihan Allah."
Ibrah :

Bersemangat mencari kebaikan di manapun dan kapanpun. Kuatkan iman kita pada keputusan dan takdir Allah SWT, sebab keluhan akan muncul tatkala kurang mantapnya iman kita pada ketentuan Allah swt

Do'a
Yaa Allah Yaa Qohhar Yaa Jabbar ampuni kelalaian hati kami yng tidak menggantungkan segala urusan kepada-Mu, lindungi dan bimbing kami agar senantiasa berada di jalan hidayah dan keridhoan-Mu. Aamiin .
Semoga kita menjadi insan yang pandai tawakkal dan ridho atas segala ketentuan Allah subhanahu wa ta'ala terhadap kita. Semoga kita bertambah kuat keyakinan, bahwa keputusan Allah-lah yang terbaik buat hidup kita.

Selamat memperkuat diri,
www.abufadli.com 
Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih