Amal yang Paling Dicintai Allah SWT



Setiap dari kita, dalam beramal atau melakukan suatu tindakan kebaikan, memiliki tujuan ingin mendapat ridho dan cinta dari Allah subhaanahu wa ta'ala. Bahkan amal yang dilakukan ingin masuk ke kategori "ahsanul 'amal", amal yang terbaik. 

Syarat diterimanya amal

Di antara syarat diterimanya amal, sebagaimana kita mafhum, ada dua. Yakni : 

Pertama, ikhlas. 
Ikhlas secara gampangnya dikatakan bahwa amal yang dilakukan hanya karena Allah dan hanya untuk Allah. Tidak ada tujuan lainnya yang bersifat duniawi.

Ikhlas juga dikatakan, beramal hanya menggantungkan tawakkal kepada Allah subhaanahu wa ta'ala. Tidak ada unsur kelistrikan di dalamnya.

Kedua, ittiba'.
Artinya, lulus diterimanya suatu amal, selain dikerjakan secara ikhlas, juga harus mencontoh apapun yang ditetapkan Nabi Muhammad shalallaahu 'alaihi wassalam, berhubungan dengan amal tersebut.

Amalan yang pelaksanaannya menyelisihi apa yang dicontohkan Nabi, niscaya amalan tersebut bertolak. Maka penting sekali kita mempelajari ilmu yang menjelaskan kaifiyat peribadatan.

Amalan yang paling dicintai Allah subhaanahu wa ta'ala

Jika 2 kriteria sudah terpenuhi, sekarang amalan yang bagaimana yang paling dicintai Allah subhaanahu wa ta'ala?

Nabi yang mulia bersabda : 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : سُئِلَ النَّبِيُّ صلم أَيُّ الأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلىَ اللهِ قَالَ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ وَقَالَ اكْلَفُوْا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيْقُوْنَ. (رواه البخارى) 


Artinya :” Dari Aisyah r.a. berkata : Nabi pernah ditanya :”Manakah amal yang paling dicintai Allah? Beliau bersabda :”Yang dilakukan secara terus menerus meskipun sedikit”. Beliau bersabda lagi :”Dan lakukanlah amal-amal itu, sekadar kalian sanggup melakukannya.” (HR. Bukhari)

Jadi jelas, amalan yang paling dicintai Allah subhaanahu wa ta'ala adalah yang dawam, terus menerus atau kontinyu, walaupun sedikit, atau sesuai kemampuan. 

Rutinitas dalam beribadah sangat utama. Bahkan termasuk kategori dicintai. Maka penting juga bagi kita, mendisiplinkan diri untuk senantiasa melaksanakan ibadah, tepat waktu, tepat niat, tepat ilmunya, dan rutin.

Akhir kalam, mudah-mudahan amal ibadah yang kita lakukan, menjadi wasilah pengantar kita menuju keridhoan Allah subhaanahu wa ta'ala.  Aamiin.

Selamat berjuang menggapai kecintaan Allah.
Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih