3 Tipe Kepemimpinan, Termasuk Tipe Manakah Anda?


Hari-hari ini, koq saya sedikit tertarik untuk melihat dan membahas seputar kepemimpinan, dalam level terendah hingga tertinggi di negeri ini. Ada pola yang sama, atau sedikitnya mirip-miriplah.

Menurut teori yang pernah saya baca, seorang leader (pemimpin) itu berfungsi sebagai motivator, inspirator, dan supervisor dalam sebuah lingkup organisasi, institusi, atau lembaga. Di sisi personal, seorang pemimpin itu contoh kebaikan, teladan sikap bagi yang dipimpinnya. Islam lebih perhatian lagi, menempatkan seorang pemimpin akan masuk surga lebih dahulu, dengan syarat adil. Begitu juga sebaliknya, ia akan masuk neraka duluan, jika berlaku zalim kepada yang dipimpinnya.

3 Tipe Pemimpin
Secara empiris, ada 3 tipe kepemimpinan, yaitu :

1. Pemimpin yang kehadirannya DIRINDUKAN

Pemimpin seperti ini ideal sekali. Siapapun yang dipimpinnya, merindukan kehadirannya. Ia begitu dicintai. Jika ia ada di tengah-tengah yang dipimpinnya,  kehadirannya membawa banyak kebaikan. Ketiadaannya, menimbulkan kerinduan.

2. Pemimpin yang ADA dan TIADANYA, sama saja.
Pemimpin seperti ini kurang dihargai oleh yang dipimpinnya. Kurang kompeten, kurang ilmu, dan pengalaman. Jika ADA, disikapi biasa saja, dan jika TIADA, tak dirindukan.

3. Pemimpin yang KETIADAANNYA, begitu diharapkan.
Ini tipe pemimpin paling sial. Yang dipimpinnya bersuka-ria jika ia tak ada. Sebaliknya, kehadirannya justru membawa keburukan bagi yang dipimpinnya. Setiap kebijakannya, membawa hal negatif bagi yang dipimpinnya.

Di setiap level kepemimpinan, 3 jenis kepemimpinan ini ada. Ada seorang bupati yang ditangkap-tangan oleh KPK. Ironisnya, rakyatnya bersukaria dan mengadakan pesta 'liwet' 1000 kastrol. Astaghfirulloh. Ini jelas, sang pemimpin termasuk tipe yang ketiga. Pemimpin yang Ketiadaannya disyukuri.

Dua Sisi Pemimpin

Saya kenal dengan seorang pemimpin sebuah SMA. Saya lihat, ia begitu menikmati kepemimpinannya. Ia kerahkan segala ide dan potensinya untuk mengembangkan institusi pendidikan yang dipimpinnya. Apa hasilnya? Dua tahun kepemimpinannya, sekolah tersebut maju pesat.

Kontradiksi dengan yang pertama, seorang pemimpin di sebuah sekolah menengah pertama, sepertinya ia begitu berat menjalani kepemimpinannya. Ide dan kebijakannya, sering ditanggapi nyinyir oleh anak buahnya. Sehingga, sekolah tersebut seperti jalan di tempat, tak beranjak maju.

Ada apa ini?

Banyak hal yang bisa kita lihat secara kasat mata, penyebab semua itu.

Pertama, Jika orientasi kepemimpinan adalah KARYA dan PENGABDIAN, maka pemimpin akan ringan dalam memimpin dan menikmati kepemimpinan tersebut. Kepemimpinannya dipenuhi dengan integritas, amanah, dan tanggung jawab.

Kedua, jika orientasi kepemimpinan adalah UANG dan KEUNTUNGAN PRIBADI, maka ia akan berat menjalaninya. Ia akan disibukkan dengan rekayasa anggaran, bagaimana agar mendapat keuntungan. Belum lagi, akan senantiasa berbenturan dengan rekan kerja dan anak buah.

Maka, apa yang bisa dilakukan agar kepemimpinan ini berjalan semestinya?

Satu atau beberapa kalimat saja :
Pertama, Pemimpin harus menyadari bahwa ia akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah atas kepemimpinannya.

Kedua, Kepemimpinan intinya adalah melayani, bukan dilayani. Jika pemimpin menyadari ini, niscaya ia akan maksimal dalam melayani yang dipimpinnya.

Ketiga, Kepemimpinan adalah modal untuk masuk surga. Pemimpin yang adil, amanah, dan takut kepada Allah, menjadi modal berharga untuk mendapatkan syurga.

Khotimah
Semoga kita, dalam berbagai level, menjadi pemimpin yang dicintai, pemimpin yang membawa kebaikan dan keberkahan
Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih