Apa Yang Tersisa Dari Kita, Setelah Tiada


Mengenang wafatnya Pak Habibie, meninggalkan sejuta pelajaran bagi kita yang mautnya menghampiri belakangan. Pelajaran, bahwa hidup adalah rangkaian karya dan amal sholih. Bahwa hidup bukanlah sebuah garis lurus, tanpa halangan tanpa rintangan. 

Pelajaran lain yang kita petik, adalah bahwa semua kata semua karya ketika hayat masih di kandung badan, adalah sesuatu yang disisakan, untuk siapapun yang hidup belakangan. Masalahnya, apakah yang disisakan itu kebenaran, atau justru kemunkaran.

Mungkin senada dengan yang kita fikirkan. Ustadz Felix Siauw menuliskan rangkaian kalimat indah, menjadi pengingat dan motivasi bagi kita untuk mempersembahkan yang terbaik bagi hidup kita. Selengkapnya, bisa dibaca di bawah ini :

Yang Tersisa Dari Kita, Adalah kata-kata yang kita ucapkan, baik di waktu yang sempit maupun di waktu yang lapang. Baik dalam tekanan ataupun saat lega. Itu yang akan diingat

Lihatlah kadar kemurnian emas saat dia dibakar, tengok kuatnya kapal saat derasnya ombak. Respons kita di masa-masa yang sulit, itulah nilai diri kita

Bukankah kita berjuang bukan untuk hari ini? Maka bila pun hari ini kita dicaci, dimaki, difitnah dan dituduh. Asalkan kita teguh di jalan kebenaran, itu layak untuk diingat

Sebagaimana kita bisa kuat sebab kita dikisahkan tentang orang-orang hebat yang diberi kenikmatan sebelum kita, kita pun wajib menyisakan kisah heroik untuk masa depan

Itulah yang tersisa dari kita setelah lisan tak lagi bisa membela, saat amal tak lagi bisa dilihat. Maka mereka yang lemah saat diuji akan dilupakan, tak dikenang

Tapi mereka yang hari ini tetap tegak meski dihujani tuduhan, mereka yang tetap bicara lurus saat dikecam dan diancam, mereka yang akan terus hidup melampaui maut

Sebab prestasi tak pernah berkawan dengan alasan. Ksatria adalah mereka yang menolak menyerah meski tak ada hitungan untuk beroleh kemenangan

Apa yang tersisa pada kita di hari ketika kita tak lagi ada di dunia, adalah apa yang kita yakini. Dalam kesempitan, kesusahan, ancaman dan rintangan

Thanks Ustadz Felix Siauw
Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih