Mengisi Negeri dengan Kebaikan Islam


Mereka yang mengimani Allah, takkan pernah bisa untuk diam ketika melihat kemunkaran. Sebab dia takkan ridha melihat manusia dicurangi kedzaliman

Mereka yang Muslim, pasti akan sensitif dengan ketidakadilan. Sebab salah satu tanda bahwa dia berserah pada Allah, yaitu dia hanya cenderung pada keadilan dari Allah

Maka sangat dimengerti, kalaulah manusia tanpa agama saja terganggu dengan perbuatan keji dan munkar, apatah lagi seorang Muslim yang justru harus ingkari yang salah?

Tanyakan pada Luth, apakah dia diam saja saat kaumnya berbuat nista? Atau pada Ibrahim, bisakah dia diam saat melihat kaumnya bicara dan meminta pada patung?

Atau sampaikan pada Musa untuk diam saat saksikan perbudakan pada bani Israil, sekalian sampaikan pada Isa untuk menerima penyesatan gaya Romawi

Faktanya, kehidupan para Nabi selalu dipenuhi dengan perjuangan, kisah mereka adalah tentang ketidaknyamanan mereka terhadap kedzaliman yang merajalela

Apalagi Nabi Muhammad, yang paling sempurna akhlaknya. Maka beliau paling tidak bisa, melihat satu saja manusia menderita akibat ulah keserakahan segelintirnya

Inilah Islam, maka saat memeluknya, kita berjanji pada Allah, untuk menyayangi manusia dengannya. Yaitu dengan berusaha menerapkan aturan Allah di muka bumi ini

Karena kita tahu, manusia yang diciptakan ini, takkan punya solusi yang lebih baik ketimbang syariat Allah, aturan Islam. Kitabullah dan Sunnah, ini yang pasti indah

Mencintai Indonesia, adalah dengan menjaganya, dari mereka yang rakus dan serakah. Menjadikannya bermanfaat bagi tiap mereka yang hidup diatas tanahnya

Inilah semangat kita, mengisi negeri dengan kebaikan Islam. Mengubah diri sendiri agar bisa jadi lebih baik buat sesama, dan buat kebaikan di seantero negeri

Barakallahu fiikum, semoga tiap langkah para mujahid hari yang lalu, kini, dan masa mendatang, dijadikan sebagai penghapus dosa, dan peningkat derajat, dan Allah turunkan berkah pada mereka

Dan Allah jadikan Indonesia, negeri yang diridhai sebab dekat pada Kitabullah dan Sunnah. 

Sumber: t.me/felixsiauw
Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih