Memaknai Pancasila dan Menggugat yang Mengaku Pancasilais
Teringat ketika SMA dulu, sebelum pembelajaran efektif, ada kegiatan namanya ORIENTASI PENDIDIKAN PANCASILA. Pun ketika masuk perkuliahan, selama seminggu calon mahasiswa dijejali materi P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Lulus dengan status MEMUASKAN, dan butir-butir P4 hafal di luar kepala. Wah saat itu merasalah diri sebagai seorang Pancasilais.....hehehe..
Seiring perjalanan waktu dan bertambahnya pemahaman, saya melihat ada semacam mis-action dari yang katanya nilai-nilai agung Pancasila. Konsep dengan pelaksanaan, tak seiring sejalan. Saya juga sedikit heran dengan pihak yang mempertentangkan antara Islam dengan Pancasila.
Memaknai Pancasila untuk menghindari Islamphobia
Ada baiknya kita mengurut waktu ke masa lalu, bagaimana penyusunan dan makna pilosofi dari Pancasila.
Kita tahu, bahwa ada sejarah dan filosifinya, mengapa Pancasila itu dibuat dengan urutan seperti yang kita kenal saat ini, karena yang diusulkan berbeda-beda
Soekarno misalnya, usulkan sila pertama Kebangsaan, dan yang terakhir Ketuhanan. Sedang Yamin mengawali dengan kebangsaan dan menutup dengan Kesejahteraan
Namun ulama-ulama mengarahkan dan akhirnya menjadikan sila pertama adalah Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan diakhiri Keadilan
Kalau kita cermati, ada pesan-pesan yang sangat penting, dari segi urutan, pemilihan diksi, sampai penjelasan-penjelasan lain yang menunjukkan kentalnya ke-Islaman disitu
Keadilan misalnya, adalah hasil dari kerakyatan dengan penguasa yang bijaksana dari musyawarah, dan itu semua dari hasil persatuan komonen bangsa
Persatuan takkan lahir apabila kita tak saling memanusiakan, persatuan itu mustahil bila kita merasa lebih dari yang lain, tapi menjadi kewajiban andai kita menghargai manusia
Darimana semua itu sumbernya? Ber-Tuhan. Maka agama, pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan yang tunggal, itulah yang menjadi fondasi bagi semua diatas
Sayangnya, narasi yang dibangun mereka yang katanya para pembela Pancasila ini, justru menyudutkan dasar paling penting pada Pancasila, Ketuhanan atau agama itu
Maka wajar kita tak mendapati keadilan sosial, sebab kita tak memiliki pemimpin yang mau tunduk pada hikmah (apa yang Allah turunkan), dan enggan bermusyawarah
Mengapa kerakyatan kita rapuh? Sebab kita belum bersatu. Mengapa tak bersatu? Sebab kita belum jadi manusia seutuhnya, belum mampu memanusiakan yang lain
Slogan yang gombal. Yang berlagak paling pancasila ditangkap KPK, yang dianggap paling paham, melengos menolak salaman, nggak mau temenan
Sedang ulama, yang memahami Islam, yang jadi sumbernya Pancasila. Malah dianggap anti-Pancasila, disudutkan. Tapi hebatnya, mereka tetap sibuk menjaga ummat
Andai saja penguasa saat ini mau menyadari, kekeliruan yang sangat besar, bernarasi bahwa Islam seolah sumber masalah Indonesia, padahal sejatinya Islam itu dasar semuanya.