Imbalan Keikhlasan juga Telah Tampak di Dunia
Imbalan Keikhlasan juga Telah Tampak di Dunia. Sahabat abufadli.com yang berbahagia, segala amallan yang kita, sebagai muslim, lakukan, in sya Allah akan bernilai ibadah, jika memenuhi dua syarat, yakni ikhlas dan ittiba’.
Ikhlas maknanya, amal yang dilakukan ditujukan hanya dank arena Allah subhanahu wa ta’ala. Sedangkan ittiba’ bermakna, amal yang dilakukan menuruti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, atau berdasar dalil yang shahih.
Tentang Ikhlas
Ketulusan dan keteguhan seseorang dalam beribadah kepada Allah rupanya telah berbuah juga di dunia. Allah tidak akan menyia-nyiakan hati seseorang yang terisi dengan ketulusan mengabdi kepada-Nya.
Allah maha tahu akan kebutuhan hamba-Nya. Dan, Allah tentu tidak akan membiarkan hamba-Nya hidup dalam kegalauan. Karena itu, Allah akan memperhitungkan segala kebaikan hamba, dan akan memberikan imbalan yang laik bagi sang hamba, di dunia maupun di akhirat.
Allah subhanau wa ta’ala berfirman;
وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (٦٠)
"...dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (QS Al Ankabut :60)
Pada ayat di atas diterangkan bahwa Allah berjanji akan memberikan ganjaran kepada orang-orang beriman.
Janji Allah dikuatkan dengan kalimat sumpah. Hal ini untuk mententramkan hati kaum muslimin, agar langkah mereka mantap dalam menempuh jalan yang lurus dan sulit, seprti hijrah dan sebagainya.
Asbabun Nuzul ayat ini berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada orang-orang beriman di Mekkah, ketika orang-orang musyrik menyiksa mereka, “ Keluarlah kalian dan berhijrahlah. Jangan bertetangga dengan orang-orang zalim itu.”
Orang-orang mukmin menjawab,” Ya Rasulullah, di sana kami tidak mempunyai rumah, tidak mempunyai harta, tidak aka nada orang yang mau memberi makan, dan tidak aka nada orang yang memberi minum.” Maka turunlah ayat itu sebagai jawaban terhadap kekhawatiran orang-orang mukmin itu.
Ayat ini turun untuk menentramkan hati orang-orang beriman yang memenuhi seruan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk berhijrah, baik yang sudah berhijrah maupun kaum muslimin yang bersiap-siap untuk hijrah.
Seakan-akan Allah subhanahu wa ta’ala mengatakan, “ Hai orang-orang beriman, tantanglah musuh-musuh Allah itu. Jangan sekali-kali kamu takut kepada kepapaan dan kemiskinan karena betapa banyaknya binatang melata yang tidak sanggup mengumpulkan makanan setiap hari untuk keperluannya, tetapi Allah tetap memberinya rezeki.
Jadi, tetaplah dalam ketaatan yang penuh keikhlasan. Semoga !
Salam, www.abufadli.com