Kita hanya Ayah Biasa, tak Lebih!
Bagi saya, dan juga mungkin bagi kebanyakan lelaki di dunia ini, anak adalah hal yang paling berharga yang mereka punya, dalam Islam, lebih tepatnya yang diamanahkan bagi mereka
Banyak ayah, yang rela tidak makan, mengorbankan bahagia, kenikmatan dunia, waktu, atau apapun juga, demi melihat anaknya mendapatkan itu semuanya
Bahkan, satu-satunya yang sangat kita ikhlaskan untuk bisa melebihi kita adalah anak-anak kita. Bisa lebih pintar, lebih layak kehidupannya, bisa lebih salih dan salihah
Itulah salah satu alasan mengapa kita terkadang tegas dan keras pada anak-anak kita, karena kita menginginkan agar mereka lebih daripada kita, tak seperti kita
Tapi tahukah kita, tak selama-lamanya kita bisa mengawasi mereka, menjadi pengawal bagi mereka, menunjukkan mana yang baik dan mana yang buruk, mendikte mereka
Itulah alasan mengapa saya, dan ayah-ayah lain berdakwah. Sebab hal terbaik yang bisa dilakukan adalah, meninggalkan lingkungan yang paling baik bagi anak-anak
Jangan sampai mereka hidup ditengah-tengah keadaan yang menganggap perbuatan nista kaum Nabi Luth itu biasa, bahwa itu bagian dari hak asasi, born this way
Jangan sampai mereka ber-Islam saja malu sebab diejek Arabisasi, mabuk agama, kadal gurun, intoleran, radikal. Jangan sampai mereka dijauhkan dari Islam
Jangan sampai mereka dicekoki paham sesat bahwa menutup aurat itu tidak wajib, jangan sampai mereka menganggap semua agama itu sama, apalagi tak beragama
Karena kita yakini, takkan baik kehidupan seseorang tanpa agama, bahwa Islam-lah yang memberikan panduan paling pas menjadikan kita manusia seutuhnya
Maka apa yang terjadi kalau yang memahami mana yang benar itu diam? Maka anak-anak kita akan menganggap bahwa yang lantang itu benar, meski sesat
Berdiri dan bersuara itu membuat tak nyaman, sebab semua mata akan memandang, yang bermaksiat akan berteriak, tapi pilihan apa lagi yang tersisa bagi kita?
Kita hanya seorang ayah biasa yang menginginkan kebaikan pada anak-anaknya. Kita hanya seorang Muslim yang tak ingin kecuali anak-anak kita mati dalam keadaan Islam
Bagaimana dengan kamu?
Banyak ayah, yang rela tidak makan, mengorbankan bahagia, kenikmatan dunia, waktu, atau apapun juga, demi melihat anaknya mendapatkan itu semuanya
Bahkan, satu-satunya yang sangat kita ikhlaskan untuk bisa melebihi kita adalah anak-anak kita. Bisa lebih pintar, lebih layak kehidupannya, bisa lebih salih dan salihah
Itulah salah satu alasan mengapa kita terkadang tegas dan keras pada anak-anak kita, karena kita menginginkan agar mereka lebih daripada kita, tak seperti kita
Tapi tahukah kita, tak selama-lamanya kita bisa mengawasi mereka, menjadi pengawal bagi mereka, menunjukkan mana yang baik dan mana yang buruk, mendikte mereka
Itulah alasan mengapa saya, dan ayah-ayah lain berdakwah. Sebab hal terbaik yang bisa dilakukan adalah, meninggalkan lingkungan yang paling baik bagi anak-anak
Jangan sampai mereka hidup ditengah-tengah keadaan yang menganggap perbuatan nista kaum Nabi Luth itu biasa, bahwa itu bagian dari hak asasi, born this way
Jangan sampai mereka ber-Islam saja malu sebab diejek Arabisasi, mabuk agama, kadal gurun, intoleran, radikal. Jangan sampai mereka dijauhkan dari Islam
Jangan sampai mereka dicekoki paham sesat bahwa menutup aurat itu tidak wajib, jangan sampai mereka menganggap semua agama itu sama, apalagi tak beragama
Karena kita yakini, takkan baik kehidupan seseorang tanpa agama, bahwa Islam-lah yang memberikan panduan paling pas menjadikan kita manusia seutuhnya
Maka apa yang terjadi kalau yang memahami mana yang benar itu diam? Maka anak-anak kita akan menganggap bahwa yang lantang itu benar, meski sesat
Berdiri dan bersuara itu membuat tak nyaman, sebab semua mata akan memandang, yang bermaksiat akan berteriak, tapi pilihan apa lagi yang tersisa bagi kita?
Kita hanya seorang ayah biasa yang menginginkan kebaikan pada anak-anaknya. Kita hanya seorang Muslim yang tak ingin kecuali anak-anak kita mati dalam keadaan Islam
Bagaimana dengan kamu?