Sejarah Yahudi : Yang Salah Saja Yakin, Apalagi Kita!


Ini posting sederhana tentang sekilas Sejarah pembentukan atau penyatuan bangsa Yahudi. Kita akan mendapatkan simpulan, bahwa yang Salah Saja Yakin, Apalagi Kita, yang dengan segala kelemahan berusaha memenuhi seluruh kewajiban dari Allah Ta'ala. Masak tidak yakin dengan semua janji-Nya.

Sebenarnya saya sangat malas menceritakan kisah ini, khawatir bahwa kita akan menganggap bahwa Yahudi itu superior, dan kita punya perasaan inferior

Hanya Al-Qur'an pun menceritakan kisah orang jahat, agar kita bisa mengambil pelajaran. Dan hari ini kita ambil pelajaran dari kisah Theodore Herzl, yang dikenal bapak zionis

Dia lahir 1860 di Hungaria, dalam keadaan Yahudi ditekan di seluruh dunia, sebab sifat mereka yang buruk, mereka ditolak di seluruh dunia pada saat itu

Dalam agamanya, Herzl tak diperintah untuk menegakkan kesatuan Yahudi, punya pemerintahan dan negara Yahudi, tapi itulah yang digagasnya kemudian

Pada 1896, ia mempublikasikan buku kontroversial "Der Judenstaat", impiannya mendirikan negara Yahudi, yang tentu saja menjadi ide paling radikal pada saat itu

Dia dicemooh, dituduh, dicela, dihambat dan direndahkan sebab idenya itu, menyatukan Yahudi jadi satu negara, agar mereka tak lagi diusir, agar mereka punya kekuatan

Tapi dia tak menyerah, bahkan nekad mendatangi Khalifah kaum Muslim pada saat itu, Sultan Abdul Hamid II, menawarkan uang membeli wilayah Baitul Maqdis. Jelas, tawaran ini ditolak sang khakifah. 

Singkat cerita, dengan cara licik dan dia mendapatkan dukungan dari Inggris via keluarga Rothchilds, dan negara Yahudi tegak pada 1948 dengan bantuan PBB dan Amerika Serikat

Semua berawal dari ide, narasi, yang disampaikan lewat lisan dan tulisan. Bayangkan, untuk menghasilkan kekuatan Yahudi yang menjadi penyakit dunia pun, usahanya tak mudah

Padahal Herzl tak punya hadits, tak punya ayat Al-Qur'an untuk mendukungnya, ia hanya punya gagasan dan impian, dan meyakini kesemuanya itu, meski salah, ia yakin

Kita? Diperintahkan bersatu, dijanjikan kekuatan dan kekuasaan andai kita mau berpegang pada syariat Allah dan Rasul-Nya. Apa sebab kita masih terjembab?

Yang kita yakini. Satu saat Allah pasti akan menolong hamba-hamba-Nya. Dengan satu cara atau dengan cara lain. Islam pasti akan tegak.Ini janji Allah, bukan perkara manusia.

Tinggal kita memilih peran dalam dakwah untuk menegakkan kembali kejayaan Islam ini. Peran yang tersedia, menjadi penonton, menjadi pemain, ataukah penentang. Semua akan ada perhitungannya di sisi Allah Ta'ala.

Penjahat saja yakin, apalagi kita yang dijanjikan Allah subhanahu wa ta"la, masak tidak yakin.👍  [www.abufadli.com]

Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih