Membaca Al-Quran di Mushaf atau di Gadget, Mana yang Lebih Utama?

           
Tak bisa dipungkiri, kemajuan di bidang teknologi informasi, membawa perubahan besar terhadap segala sisi kehidupan manusia. Pun bagi umat Islam, mengalami transformasi perubahan kebiasaan yang sangat signifikan. Misal, dalam cara membaca Al-Qur'an.

Sejak kecil saya, termasuk Anda juga, ketika membaca Al-Qur'an, hanya mengenal satu media yaitu mushaf. Apa itu mushaf? 
news.detik.com

Menurut TafsirWeb, mushaf diartikan sebagai lembaran yang sudah terjilid yang isinya menghimpun ayat – ayat suci Al quran dan ditulis dalam urutan yang jelas serta keutuhannya yang tetap dijaga. 

Sedangkan jika anda membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia, maka anda akan menemukan arti bahwa mushaf merupakan bagian dari naskah Al quran yang ditulis tangan. Namun, sebenarnya penamaan mushaf sebagai buku yang merangkum hasil jilidan sudah ada sejak era Islam sudah dimulai. 

Sebenarnya jika kita tilik lagi, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Al quran merupakan suatu buku yang berbentuk non-material sedangkan materialnya itu adalah mushaf. Secara nyata, Al quran itu tidak mampu kita sentuh, namun mushaf mampu kita sentuh. Jadi, sebenarnya selama ini yang anda baca sebagai Al quran merupakan media berupa mushaf. Walaupun hingga saat ini kesalahan interpretasi ini sudah menjadi pemakluman bagi masyarakat umum. 

Apabila anda sedang berhadas kecil, sebenarnya anda boleh membaca Al quran namun tidak boleh memegang mushaf dan untuk siapapun yang berhadas besar makan dilarang baik itu membaca al quran maupun menyentuh mushaf.

Di saat teknologi berkembang, kebiasaan membaca Al-Qur'an bergeser. Asalnya kita membaca Al Qur'an melalui mushaf yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas, sekarang ke arah digital, melalui aplikasi yang terdapat di gadget (HP, tablet, dan sejenisnya).

Lantas, adakah perbedaan keutamaan antara membaca Al-Qur'an melalui mushaf dengan membacanya melalui gadget?


Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah SAW bersabda, 


Man sarrohu ayyuhibballoha wa rasululahu falyaqro' fil mushaf
Artinya : " Barangsiapa yang senang mencintai Allah dan Rasul-Nya, hendaklah ia membaca mushaf." (HR Abu Nu'aim).

Dari hadits ini kita dianjurkan untuk membaca Al Qur'an dengan melihat mushaf, karena melihat mushaf adalah ibadah. Artinya, lebih utama kita membaca Al-Qur'an melalui mushaf dibanding membacanya melalui aplikasi gadget.

Namun walau demikian, kedua cara (melihat mushaf maupun gadget) adalah kebaikan. Begitu banyak kebaikan dari membaca Al-Qur'an. Sebagaimana tergambar dari ayat al-Qur'an berikut ini :

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (٢٩) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (٣٠)

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,

agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri[
1259]. (QS Al-Fatir :29-30)

Semoga Allah SWT menanamkan keistiqomahan kita di dalam keimanan, memberikan manfaat bagi sesama, dan mendapat ridho dari-Nya. Aamiin.

Wallahu a'lam.
Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih