Setelah Wafat, Ilmu Apakah Yang Masih Bermanfaat?

Setelah Wafat, Ilmu apakah Yang Masih Bermanfaat? Ini sebuah pertanyaan yang beberapa kali ditanyakan oleh rekan dan sahabat. Atau, jika ada, apakah ilmu syar'i saja yang masih memiliki manfaat ataukah dengan ilmu dunia? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, ada baiknya kita membaca penjelasan ringkas Syeikh Muhammad Sholih al-Munajjid dalam Islamqa.

Berikut penjelasan beliau untuk menjawab pertanyaan tentang ilmu yang bermanfaat walau kita sudah wafat. Selamat membaca!

Syeikh Ibnu Utsaimin –rahimahullah- pernah ditanya tentang sebuah hadits, yang berbunyi: 

إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية ، أو علم ينتفع به

Terjemahnya:

Apabila anak Adam meninggal dunia terputuslah amalnya kecuali tiga hal: shadaqah yang mengalir, atau ilmu yang bermanfaat”.

Pertanyaannya, Apakah yang dimaksud dengan ilmu yang bermanfaat itu, ilmu syar’i atau ilmu duniawi ?

Maka beliau menjawab:

Yang nampak adalah hadits tersebut umum, semua ilmu yang bermanfaat maka akan mendapatkan pahala, akan tetapi yang menjadi patokannya adalah ilmu syar’i, anggap saja seorang manusia telah meninggal dunia dan sebagian manusia lainnya telah mengetahui sebuah produksi yang telah ia hasilkan dari jenis produksi yang mubah, dan orang yang mempelajarinya mendapatkan manfaatnya maka ia akan mendapatkan pahala atas hal tersebut”. (Liqa al Bab al Maftuh: 16/117)

Dari penjelasan beliau dapat disimpulkan:
  1. Ilmu yang bermanfaat bermakna umum, semua yang mengandung kemanfaatan akan tetap mengalir pahalanya walau sudah wafat, namun harus didasari ilmu syar'i
  2. Kemanfaatan hasil karya dari suatu ilmu, bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Contoh kasus misalnya, seseorang bertekad anda untuk membuat website tyang di dalamnya berisi konten-konten syar'i dan bermanfaat bagi umat, termasuk perkara yang bermanfaat dan baik insya Allah, dan tidak diragukan lagi bahwa mempelajari hal tersebut akan bermanfaat bagi ummat, bahkan hal tersebut termasuk dalam fardhu kifayah yang harus ada di tengah ummat siapa saja yang mampu menjawab kebutuhan dan kecukupannya”.

Atau apapun yang bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada orang lain dalam ketaatan kepada Allah SWT, baik itu ilmu syar'i maupun selainnya, maka itu akan mengalirkan pahala bagi pengamal ilmu itu, walau dia sudah meninggal dunia.

Dan jika keinginan kita untuk mempermudah apa yang sulit dari saudara-saudara kita dan membantu studi mereka, maka pahalanya akan lebih besar di sisi Allah, kapan saja jika kita melakukannya ikhlas karena Allah –Jalla Jalaluhu- untuk hal semacam itu. Bukankah Allah Ta’ala telah berfirman:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

الزلزلة /7-6

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula”. (QS. Al Zalzalah: 6-7)

Juga diperkuat oleh Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- beliau bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا ، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ ..

رواه مسلم 2699

Barang siapa yang menghilangkan kesulitan duniawi dari seorang mukmin, maka Allah akan menghilangkan kesulitannya dari kesulitan-kesulitan pada hari kiamat, dan barang siapa yang memudahkan orang yang sedang mengalami kesulitan, maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat, dan barang siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat, dan Allah akan membantu seorang hamba selama hamba tersebut membantu saudaranya, dan barang siapa yang berjalan di sebuah jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (HR. Muslim: 2699)

Ada 5 kandungan pokok dalam hadits tersebut, yaitu :
  1. Siapa yang menghilangkan kesulitan seorang mukmin ketika di dunia, Allah akan menghilangkan kesulitannya di hari kiamat
  2. Siapa yang memudahkan orang yang mengalami kesulitan, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat
  3. Siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat
  4. Siapa yang membantu saudaranya dalam kebaikan, maka Allah akan membantunya
  5. Siapa yang berjalan di sebuah jalan untuk menuntut ilmu (syar'i), maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga

Wallahu A’lam
Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih