Mengenang Almarhum Bapak Haji Saepudin, Bayar Kontrakan dengan Mengajar Ngaji Al-Qur'an

H. Saepudin, seorang veteran, beralamat di Kampung Babakan Cikidang Bayabang Mande. Beliau termasuk yang memberi dukungan moril dan materil di awal-awal pengembangan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Maa'uun. Salah satu sumbangsihnya, dengan memberikan hak pakai salah satu rumah beliau di sekitaran komplek, untuk dijadikan Kantor MTs, Pertemuan  terakhir saya dengan Bapak Haji Saepudin tanggal 23 Januari 2019, sekalian takziyah salah satu alumni pertama Al-Maa'uun, juga putra beliau, yaitu Dede Kodrat yang wafat.


Ada satu hal yang takkan terlupakan antara kami (saya dan istri) dengan beliau. Kala itu, setelah melangsungkan pernikahan sederhana, kami memutuskan untuk "ngontrak"dan tidak tinggal di rumah orang tua maupun mertua. Hidup mandiri ceritanya. Modalnya nekad, mengingat penghasilan sebagai tenaga honorer di Al Maa'uun, berkisar 65 ribu rupiah sebulan (catatan: harga beras di tahun 1999 itu 2500 per liter).

Fix, memberanikan diri datang menemui Pak Haji Saepudin untuk mengontrak salah satu rumahnya yang juga tidak jauh dari Komplek MTs. Berbicara panjang lebar, mengutarakan maksud, sekaligus menerangkan kondisi keuangan, tak dinyana ada sebuah jawaban dari beliau, yang tidak kami perkirakan.

" Mangga we pak lebetan bumi mah, listrikna bayaran. Kanggo biaya ngontrak mah, dibayarna ku ngawurukkan ngaos barudak di madrasah Pak haji!"

( Silakan isi rumah, listriknya bayar. Untuk biaya ngontrak, bayar saja dengan mengajar ngaji anak-anak di madrasah pak haji).

Sebuah jawaban yang melegakan tentu. Masya Allah....

5 Bulan Ngontrak

Kami menempati rumah pak haji, sekitar lima bulan lamanya. Dan selama waktu itu, akad kami laksanakan, "membayar" kontrakan dengan mengajar ngaji di madrasah beliau. Setelahnya, kami terpaksa "numpang" di rumah mertua hingga anak pertama berusia 1,5 tahun.

Sampai pertemuan terakhir, menyempatkan berfoto bersama dengan beliau, kami menganggap beliau sebagai orang tua kami yang harus dihormati, mengiringi perjalanannya ke alam baka dengan serangkaian doa.

Epilog

Bagi kami, siapapun yang berbuat baik, mendukung perjalanan keluarga kami yang tertatih-tatih sedari awal, memberi motivasi, dan menguatkan, adalah orang-orang yang layak kami rangkaikan ucapan terima kasih, walau balasannya hanya doa, semoga Allah mencatat semuanya sebagai ladang pahala tak terputus.

Bagi kami, siapapun yang pernah berbuat buruk kepada kami, dengan serangkaian ulah tak terpuji, adalah orang-orang yang layak juga kami ucapkan terima kasih, karena dengan ujian-ujian keburukkan itulah kami, alhamdulillah masih bisa berdiri, masih kuat mengikat hati, untuk selalu saling membersamai.

Doa Kami

Inilah doa kami yang insya Allah akan kami lantunkan setiap ada kesempatan, khususon untuk Pak Haji Saepudin:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ

Artinya:
"Ya Allah, ampunilah ia, kasihilah ia, berilah ia kekuatan, maafkanlah ia, dan tempatkanlah di tempat yang mulia (surga), luaskan kuburannya, mandikan ia dengan air salju dan air es. Bersihkan ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran, berilah ganti rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah ganti keluarga (atau istri di surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan ia ke surga, jagalah ia dari siksa kubur dan neraka." (HR. Muslim).
Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih