Ketika Kita Berkurang Satu, How are You Mr Tugas?


Ketika tim kita berkurang satu, karena Allah mendahulukannya memanggil ke pangkuan-Nya, terbersit dalam ingatan dengan kebersamaan kita. Aku pun teringat kepadamu yang sekian lama loss contact. How are you Mr Tugas? Do you still remember about an our jargon, "Please Pay The Cring?"😀

Ini sebuah kisah kami bertiga. Mr Tugas, Ujang Tajudin, dan aku. Bersama selama sekitar 2 tahun (1996-1997), mengais receh dari "menjajakakan" jasa les Bahasa Inggris ke sekitar 30 sekolah, dari Puncak hingga Padalarang. Bukan bisa sebenarnya, namun "bakat", bakat ku butuh😁

Durasi les tiap sekolah selama 60 menit per minggu. Sistem les dengan memperbanyak percakapan, dan pelafalan kosa kata, uniknya dan bahkan menjadi semacam "trade mark" adalah dengan dinyanyikan. Ternyata, cara ini yang menarik bagi peserta.

Ada jargon yang selalu diucapkan oleh kami di akhir pembelajaran kepada peserta, "Please Pay The Cring". Apa itu?

Begini ceritanya. Di awal tadi sudah dibahas bahwa kegiatan usaha ini adalah mengumpulkan receh. Tiap anak dibebankan pembayaran untuk tiap kali les sebesar Rp 250.  Dua keping uang seratusan ditambah sekeping uang lima puluh, benar-benar receh.

Nah uang ini ditagih dari anak dengan ucapan jargon dari kami, "Please Pay the Cring", silakan bayar "cring" (uang receh). Dan Anak-anak yang lucu itu pun ngantri menyimpan uang receh di kotak yang sudah disediakan. It's really funny.

Les dan Kebersamaan

Kami bertiga, dibagi "kavling" untuk les. Aku sendiri kebagian 10 sekolah. Yang masih teringat, SDN Ciloto 1 Puncak, SDN Bojong IV, SDN Jangari, SDN Sindangraja II-IV, SDN Gununghalu 1, SDN selakopi 1-2, dan SDN ibu Dewi 5.

Selain menggarap anak-anak SD, juga siswa SMP yang diajari bahasa cas-cis-cus ini, tentu dengan metode les yang berbeda.

Sekian tahun berlalu, satu anggota tim, Ujang Tajudin sudah "duluan" dipanggil Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tinggal kami berdua, dan satu lagi, pemimpin "geng" ini sampai sekarang lose contact, Mr Tugas Pujobuwono. Jadi, tinggal sendiri. 

Mengingat pengalaman ini, kadang tersenyum sendiri. Betapa susahnya menjemput rezeki. Ada suka juga duka. Namun enjoy saja dijalani. 

Kesenangan tersendiri bisa bertemu dengan anak-anak yang bersemangat untuk menuntut ilmu.

Kesenangan juga ketika mereka para "alumni" setelah sekian waktu, ketika bertemu masih mengenal dan menyapa.

Alhamdulillah 'ala kulli hal, Allah memberi kesempatan kepadaku untuk menjalani berbagai hal positif yang ternyata semua itu menjadi bagian demi bagian dalam "puzzle" kehidupanku.

Untuk Ujang tajudin, Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'afihi wa'fu 'anhu. Semoga Allah senantiasa merahmatimu.

Untuk Mr Tugas Pujobuwono, How are you Today? Please Pay the Cring.😀



Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih