Materi PAI Kelas 7: Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan


Rasulullah saw. sangat sedih ketika menyaksikan kehidupan umat Islam di Mekah yang penuh dengan ancaman dan teror dari orang-orang kafir. Semakin hari, teror dan ancaman itu semakin bertubi-tubi. Rasulullah saw. berpikir harus ada jalan keluar untuk mengatasi semuanya. Bersamaan dengan itu pula, istrinya, Siti Khadijah dan pamannya, Abu Thalib, berpulang ke rahmatullah. Namun, perjuangan untuk mewujudkan kehidupan yang mulia dan beradab harus terus berjalan, tidak boleh berhenti. Bagaimana caranya?

Allah Swt. sangat sayang kepada Rasulullah saw. dan kaum muslimin. Dalam situasi yang sangat sulit dan mencekam tersebut Allah Swt. memerintahkan Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin untuk berhijrah ke Madinah. Nabi Muhammad saw., pun akhirnya hijrah dari Mekah ke Madinah. Benar, bermula dari peristiwa hijrah inilah kejayaan dan kesuksesan Islam dimulai.

Ya, terkadang kejayaan dan kesuksesan diawali dengan keprihatinan.

Sebab-Sebab Rasulullah Hijrah


Setelah Nabi Muhammad saw. berdakwah secara terang-terangan, hantaman dan siksaan dari kafir Quraisy mulai meningkat. Berbagai cara dilakukan kafir Quraisy agar Nabi Muhammad saw. tidak meneruskan dakwahnya. 

Bertahun-tahun Nabi Muhammad saw. menyerukan Islam di Mekah, tetapi hasilnya hanya sedikit yang mengikuti ajaran-Nya. Pada saat Nabi Muhammad saw. membutuhkan dorongan dan motivasi dari orang-orang terdekatnya, justru isterinya, Siti Khadijah dan pamannya, Abu Thalib, berpulang ke rahmatullah dalam waktu yang hampir bersamaan. 

Kehilangan kedua orang tersebut merupakan masalah serius bagi Nabi Muhammad saw. dalam menjalankan dakwah Islamiyah di Mekah.

Peristiwa sangat menyedihkan ini kemudiaan disebut tahun duka cita ('amul huzni).

Di tengah kesedihannya, Nabi Muhammad saw. mengalami peristiwa luar biasa, yaitu Isra’Mi’raj. Peristiwa itu terjadi setahun sebelum Hijrah ke Madinah, tepatnya 27 Rajab 621 M. Pada peristiwa itu Allah Swt. memperlihatkan tanda-tanda keagungan dan kekuasaan-Nya sebagai penghibur bagi Nabi Muhammad saw. yang sedang dirundung kesedihan. 

Peristiwa ini memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada Nabi Muhammad saw. Pada peristiwa tersebut, Nabi Muhammad saw. menerima perintah salat 5 waktu dalam sehari semalam.

Setelah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw. meneruskan dakwahnya dan mengabarkan peristiwa yang dialaminya. Kabar itu membuat kafir Quraisy menganggap Nabi Muhammad saw. telah melakukan pembohongan. Usaha-usaha pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw. dan pengikutnya terus digalakkan. Setelah Allah Swt. menyuruhnya untuk hijrah, maka Nabi Muhammad saw. pun melaksanakan Hijrah ke Madinah.

Berita Gembira dari Kota Yatsrib


Awalnya, pada tahun 620 M Nabi Muhammad saw. bertemu 6 orang Ya¡rib dari Kabilah Khazraj yang berziarah ke Mekah. Dalam pertemuan tersebut, Nabi Muhammad saw. mengajak mereka untuk masuk Islam. Mereka menyambut dengan baik ajakan itu dan menyatakan masuk Islam. Mereka pula yang memberitahukan tentang Islam kepada masyarakat Yatsrib lainnya.

Pada tahun 621 M, seorang muslim Yatsrib beserta 6 orang teman yang lain sebagai utusan Kabilah Khazraj dan Aus mendatangi Nabi Muhammad saw. Keenam orang tersebut masuk Islam dan melakukan perjanjian di tempat yang bernama Aqabah. Isi perjanjiannya: “Kami tidak akan mempersekutukan Allah Swt. dengan sesuatu yang lain. Kami tidak akan mencuri, berzina, dan membunuh anak-anak. Kami tidak akan saling memfitnah dan kami tidak akan mendurhakai Nabi Muhammad saw.

Selanjutnya, pada 622 M, orang-orang Ya¡rib datang lagi dengan maksud mengadakan perjanjian Aqabah 2 sekaligus mengundang Nabi Muhammad saw. untuk berhijrah ke Ya¡rib. Perjanjian Aqabah 2, diikuti 75 orang Ya¡rib dan Nabi Muhammad saw. yang didampingi pamannya, Hamzah. 

Isi perjanjian sama dengan yang sebelumnya, tetapi jumlah peserta yang memeluk agama Islam semakin banyak. Dalam dua kali perjanjian yang terjadi, Nabi Muhammad saw. mendapatkan kesan bahwa Islam telah siap berkembang pesat di Yatsrib. 

Kenyataan ini membuat Nabi Muhammad saw. memerintahkan para pengikutnya untuk hijrah ke Ya¡rib dengan sembunyi-sembunyi. Sementara Nabi Muhammad saw. bertahan di Mekah bersama Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib.

Berita Gembira dari Kota Yatsrib


Rencana hijrah Nabi Muhammad saw. didengar oleh kafir Quraisy. Kaum Quraisy pun akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw. Kafir Quraisy khawatir Islam akan berkembang di Yatsrib. Mereka menyuruh para pemuda untuk mengepung rumah Nabi Muhammad saw. karena khawatir akan lari. 

Pada malam itu pula. Nabi Muhammad saw. membisikkan kepada Ali bin Abi Thalib supaya memakai selimut beliau dan berbaring di tempat tidurnya.

Atas izin Allah Nabi Muhammad saw. berhasil keluar dari rumahnya dengan selamat.

Tidak lama setelah Nabi Muhammad saw. meninggalkan rumahnya, para pemuda terbangun dan masuk ke rumah beliau dengan penuh nafsu untuk membunuh. Akan tetapi, mereka hanya mendapatkan Ali bin Abi Thalib yang sedang tidur. Mereka kecewa dan tidak percaya dengan segala hal yang terjadi. Hal ini terjadi hanya karena pertolongan Allah Swt.

Perjalanan Hijrah Rasulullah saw.


Menjelang larut malam, Nabi Muhammad saw. menuju ke rumah Abu Bakar dan mengajaknya hijrah. Kedua orang itu kemudian keluar dari jendela pintu belakang dan terus bertolak ke arah selatan menuju Gua Tsur. 

Jalan yang ditempuh oleh mereka adalah jalan yang tidak mungkin dilewati manusia. Hal ini dilakukan supaya para pemuda Quraisy yang mengejar tidak menyangka mereka melalui jalan itu.

Dalam perjalanannya, mereka berdua sempat bersembunyi di Gua Tsur selama
tiga hari tiga malam. Tidak ada seorang pun yang mengetahui tempat persembunyian itu selain Abdullah bin Abu Bakar, kedua orang puterinya, Aisyah dan Asma, dan pembantu mereka ‘Amir bin Fuhaira. 

Tugas Abdullah adalah mencari informasi tentang rencana kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw. Pada malam hari ia menyampaikan informasi tersebut kepada Nabi Muhammad saw. beserta ayahnya.

Pada hari ketiga, mereka berdua sudah mengetahui bahwa situasi sudah tenang, mereka berangkat dan melanjutkan perjalanan dengan perbekalan yang diberikan oleh putrinya. Supaya aman dalam perjalanan, Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar mengambil jalan yang tidak pernah dilalui manusia. Abdullah bin Uraiqit dari Banu Du’il diminta sebagai penunjuk jalan. Keduanya membawa Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar dengan hati-hati sekali ke arah selatan kemudian menuju Tihama di dekat pantai Laut Merah.

Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar beserta penunjuk jalannya itu sepanjang malam dan siang berada di atas kendaraan. Tidak lagi mereka pedulikan kesulitan dan rasa lelah. Mereka hanya percaya bahwa Allah Swt. akan menolong mereka.

Orang Quraisy mengadakan sayembara, siapa saja yang dapat membawa Nabi Muhammad saw, hidup atau mati, hadiah besar dan jabatan tinggi menantinya. Hal ini menarik hati masyarakat pada waktu itu, termasuk Suraqa bin Malik yang sudah mengetahui perjalanan Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar. 

Tidak lama kemudian Suraqa bin Malik mendatangi tempat yang dimaksud dan dia menemukan Nabi Muhammad saw. beserta kedua temannya yang sedang beristirahat di sebuah batu besar sambil menyantap bekal yang diberikan oleh Asma, putri Abu Bakar.

Setiap kali Suraqa bin Malik mendekati rombongan Nabi Muhammad saw. kudanya selalu tersungkur. Hal itu berulang sampai empat kali. Suraqa yang percaya kepada dewa berpikir bahwa itu adalah pertanda buruk sehingga dia mengurungkan niatnya dan kembali ke Mekah.

Selama tujuh hari terus-menerus mereka berjalan. Mereka hanya beristirahat di bawah panas membara musim kemarau dan berjalan lagi sepanjang malam mengarungi lautan padang pasir. Hanya karena adanya ketenangan hati kepada Allah Swt. membuat hati dan perasaan mereka terasa lebih aman. Mereka selalu yakin bahwa Allah Swt. akan selalu bersama mereka. 

Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasulullah saw. singgah di Quba’, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madinah. Di sana beliau membangun sebuah masjid. Masjid ini menjadi masjid pertama dalam sejarah Islam. Beliau singgah
di sana selama empat hari untuk selanjutnya meneruskan perjalanan ke Madinah.

Pada hari Jumat pagi, beliau berangkat dari Quba’ dan tiba di perkampungan Bani Salim bin Auf tepat pada waktu salat Jumat. Salat-lah beliau di sana. Inilah salat Jumat pertama dalam Islam. Khotbahnya pun merupakan khotbah yang pertama.

Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabiul Awal. Kedatangan beliau telah dina nti-nanti masyarakat Madinah. Pada hari kedatangan Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar, masyarakat Madinah sudah menunggu di jalan yang akan dilalui Nabi Muhammad saw., lengkap dengan regu genderang. 

Mereka mengelu-elukan Nabi Muhammad saw. dan genderang pun gemuruh diselingi nyanyian yang sengaja digubah untuk keperluan penyambutan itu. 

“Bulan purnama telah muncul di tengah-tengah kita, dari celah-celah bebukitan. 

Wajiblah kita bersyukur atas ajakannya kepada Allah Swt. Wahai orang yang dibangkitkan untuk kami, kau datang membawa sesuatu yang wajib ditaati.” 

Itulah syair penyambutan Nabi Muhammad saw. di Madinah.

Dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah





Setelah sampai di Madinah, Nabi Muhammad saw. mulai membuat program
kerja dan melaksanakannya seperti yaitu membangun masjid, mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar, dan membuat perjanjian dengan penduduk Madinah.

Langkah pertama, membangun masjid. Pembangunan masjid segera dimulai dan seluruh umat Islam ikut ambil bagian sehingga berdiri sebuah masjid berdinding
bata, berkayu batang kurma, dan beratap daun kurma.

Masjid yang dibangun Rasulullah saw. bersama-sama kaum Muhajirin dan Anshar tidak hanya berfungsi untuk salat semata, akan tetapi untuk seluruh kegiatan Nabi di Madinah. 

Di antara fungsi masjid pada zaman Nabi adalah sebagai tempat mempersatukan umat, bermusyawarah tentang perkembangan Islam, mengkaji ilmu agama, bahkan sebagai pusat pemerintahan setelah Rasulullah dipilih sebagai pemimpin di Madinah. Seluruh aktivitas masyarakat Madinah dipusatkan di masjid.

Itulah fungsi masjid yang sebenarnya sudah dibangun oleh Rasulullah saw.

Bagaimana dengan masjid sekarang?

Apakah hanya berfungsi sebagai tempat salat belaka? Kalian harus bisa memfungsikan masjid di tempat tinggal kalian, termasuk masjid sekolah sebagaimana fungsi masjid pada zaman Nabi Muhammad saw.

Langkah berikut Nabi Muhammad saw. adalah mempersaudarakan antara orang-orang Muhairin dengan Anshar. Muhajirin adalah orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah, sedangkan Anshar adalah orang Madinah yang menyambut kedatangan kaum Muhajirin. Setiap orang Anshar mengakui orang Muhajirin sebagai saudaranya sendiri. Mereka mempersilakan saudaranya tinggal di rumah dan memanfaatkan segala fasilitas yang ada di rumah tersebut. 

Di antara para sahabat yang dipersaudarakan adalah:





Langkah ini mendapat simpati seluruh lapisan masyarakat Madinah. Orang-orang Muhajirin merasa nyaman dan tenteram, meskipun bukan tinggal di rumah sendiri. Mereka melakukan kegiatan dan interaksi dengan penduduk Madinah dan saling menolong sehingga suasana Madinah menjadi indah dan menyenangkan.

Selanjutnya, Nabi Muhammad saw. merumuskan piagam yang berlaku bagi
seluruh kaum muslimin dan orang-orang nonmuslim di Madinah, yang kemudian
disebut “Piagam Madinah”. 

Adapun isi piagam Madinah antara lain:
1. Kaum Yahudi bersama kaum muslimin wajib turut serta dalam peperangan.

2. Kaum Yahudi dari Bani Auf diperlakukan sama kaum muslimin.

3. Kaum Yahudi tetap dengan Agama Yahudi mereka, dan demikian pula dengan kaum muslimin.

4. Semua kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diberlakukan sama dengan kaum Yahudi Bani Auf.

5. Kaum Yahudi dan muslimin harus saling tolong menolong dalam memerangi atau menhadapi musuh.

6. Kaum Yahudi dan muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan ketika terjadi penganiayaan atau kedhaliman.

7. Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar.

8. Semua penduduk Madinah dijamin keselamatanya kecuali bagi yang berbuat jahat

Perlu diketahui, bahwa di Madinah tidak hanya orang-orang Islam saja yang tinggal, tetapi di sana terdapat pula orang-orang nonmuslim. 

Agar terjadi hubungan yang harmonis, saling menghormati, toleransi, dan menjaga lingkungan di Madinah, maka harus ada kesepakatan bersama. 

Piagam inilah yang oleh Ibnu Hisyam disebut sebagai undang-undang dasar negara dan pemerintahan Islam yang pertama. Isinya mencakup, antara lain, perikemanusiaan, keadilan sosial, toleransi beragama, dan gotong royong.

Dengan program-program cerdas yang dilakukan Nabi Muhammad saw., Madinah menjadi daerah yang sangat maju baik peradaban maupun Kebudayaan nya sehingga terkenalah dengan sebutan al-Madinah al-Munawarah (kota yang bercahaya).

Rangkuman

1. Hijrah artinya pindah. Hijrah Rasul artinya perpindahan Rasulullah saw. beserta sahabatnya dari Mekah ke Madinah.

2. Cara meneladani Rasulullah saw. adalah memahami bagaimana beliau bisa menyatukan penduduk di Madinah dengan berbagai macam keyakinan. Membuat suatu kebijakan di mana seluruh kelompok tidak
ada yang tersinggung dan tersakiti.

3. Penyebab Nabi Muhammad saw. hijrah adalah:

a. karena atas perintah Allah Swt.,
b. karena serangan kafir Quraisy Mekah yang semakin meningkat,
c. karena ada harapan baru untuk mengembangkan Islam di Madinah.

4. Muhajirin adalah orang-orang Mekah yang hijrah, sedangkan Anshar adalah orang-orang Madinah yang menyambut kedatangan kaum Muhajirin.

5. Yang dilakukan Nabi Muhammad saw. di Madinah adalah:

a. membangun masjid,
b. mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar,
c. membuat perjanjian dengan penduduk Madinah.

6. Perjuangan Rasullulah saw. di Madinah dalam rangka mempersatukan umat Islam dengan umat yang lain adalah membuat perjanjian yang sangat monumental yang disebut perjanjian Madinah atau Piagam
Madinah.


Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih