Bacaan Imam - QS Al-Taghabun 64 : 11- 18 (Sikap dalam Menghadapi Musibah)


Musibah adalah sebuah hal yang pasti akan, sedang, dan bahkan sudah dialami oleh manusia. Musibah itu tentu beraneka jenis dan tingkatannya. Dalam kacamata Islam, musibah ditujukan sebagai peringatan, hukuman, ataupun ujian. Semua tergantung orang seperti apa yang mendapat musibah tersebut. 

Jika seseorang beriman, namun sedikit tergelincir ke lembah kemaksiatan, musibah itu bisa menjadi peringatan. 

Jika seseorang durhaka kepada Allah, musibah itu bisa sebagai hukuman. Sedangkan jika seseorang itu dikehendaki Allah untuk diangkat derajatnya, maka musibah bisa menjadi ujian. 

Karena musibah itu sebuah keniscayaan dan pasti terjadi, maka semua itu tidak akan dihisab. Yang akan menentukan nilai kualitas keimanan seseorang itu bukan musibahnya namun bagaimana sikap dalam menghadapi musibah tersebut, apakah sabar atau sebaliknya. Sikap inilah yang akan menjadi hisab di akhirat. 

Bagaimana Sikap Mukmin dalam Menghadapi Musibah? 

Sikap kita seharusnya dalam menghadapi musibah, Allah memberi tuntunan. Salah satunya ada di QS Al-Taghabun 64 : 11- 18. 

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّـهِ ۗوَمَن يُؤْمِن بِاللَّـهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّـهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ﴿١١﴾

وَأَطِيعُوا اللَّـهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ ۚ فَإِن تَوَلَّيْتُمْ فَإِنَّمَا عَلَىٰ رَسُولِنَا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ ﴿١٢﴾

 اللَّـهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ وَعَلَى اللَّـهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ ﴿١٣﴾ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِن تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّـهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿١٤﴾

 إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّـهُ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ ﴿١٥﴾ فَاتَّقُوا اللَّـهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنفِقُوا خَيْرًا لِّأَنفُسِكُمْ ۗ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿١٦﴾

 إِن تُقْرِضُوا اللَّـهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ وَاللَّـهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ ﴿١٧﴾

 عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿١٨﴾

Terjemah QS Al-Taghabun 64 : 11- 18


11. Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

12. Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanah Allah) dengan terang.

13. (Dialah) Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakal kepada Allah.

14. Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

15. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar.

16. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barang-siapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung.

17. Jika kamu meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya Dia melipatgandakan (balasan) untukmu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Penyantun.

18. Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.

Pesan-pesan utama QS Al-Taghabun 64 : 11- 18


1. Musibah.
2. Perintah menta’ati Allah dan Rasul-Nya.
3. Anak dan istri bisa menjadi fitnah.
4. Tugas Rasulullah adalah penyampai.
5. Orang mu’min hendaknya bertawakkal kepada Allah.
6. Bertaqwalah kepada Allah sesuai dengan kemampuan kalian.
7. Bersedekah adalah lebih baik.
8. Orang yang meminjamkan Allah maka akan dilipatgandakan gantinya.

Itulah QS Al-Taghabun 64 : 11- 18, ayat yang sering dibacakan imam dalam memimpin shalat. Tentu bukan hanya untuk imam, siapapun alangkah baiknya menjadikan ayat-ayat tersebut sebagai hapalan utama, menjadi pengingat kita dalam menjalani kehidupan. 


Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih