Bolehkah Mengatakan "Rezeki Anak Soleh"?

Pernahkah mendengar seseorang ketika mendapatkan sebuah kenikmatan atau pemberian, mengatakan, "Rezeki Anak Sholeh". Perkataan ini dipicu oleh sebuah tayangan di televisi, yang kalau tak salah berjudul sama dengan kalimat tadi. Bagaimana pandangan Islam mengenai perkataan, "Rezeki Anak Sholeh"?


Untuk menjawab pertanyaan di atas, ada baiknya kita mencermati salah satu firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikut ini,

فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ
Maka janganlah kalian menganggap diri kalian itu suci.” (QS. An-Najm; 32)

Dalam tafsir Al-Mukhtasar, penggalan ayat dibatas bermakna janganlah kalian mengaku suci dari dosa-dosa, dan janganlah kalian memuji diri kalian bahwa kalian dapat perlepas diri dari dosa-dosa bahkan dari dosa-dosa kecil. 

Janganlah kalian menganggap diri suci dari dosa, dan memuji diri sudah menjalankan ketaatan. Dalam pemahaman yang lain, ada larangan untuk menganggap diri sebagai orang yang sudah soleh atau solehah.

Begitu pun dengan mengatakan, "Rezeki Anak Sholeh" untuk memuji diri, walau sekedar bercanda sekalipun, menurut pemahaman terhadap penggalan QS An-Najm ayat 32 di atas, perkataan tersebut termasuk perkataan tercela.

Larangan memuji diri sebagai orang yang soleh juga termaktub dalam sebuah hadits, yang berbunyi,

لاَ تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمُ اللَّهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ الْبِرِّ مِنْكُمْ

Janganlah menyatakan diri kalian suci. Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian.” (HR. Muslim no. 2142).

Jadi saudaraku, marilah kita mengupayakan diri kita untuk senantiasa memperbaiki diri, tidak merasa sudah baik dan taat. Semua dari kita adalah sedang berproses, semua masih menempuh perjalanan lomba dalam kebaikan. Kita tidak tahu siapa di antara kita yang sudah berada dalam maqom yang benar, Allah lah satu-satunya yang paling tahu tentang keadaan diri kita.

Semoga bermanfaat.

Ditulis menjelang ke peraduan, bahan renungan bagi diri sendiri.

Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih