Menjadi Guru dan Blogger, Guru di Dunia Nyata dan Guru di Dunia Maya
Menjadi Guru Sekaligus Blogger, Guru di Dunia Nyata dan Guru di Dunia Maya - Menjadi guru adalah kebanggaan tersendiri. Betapa tidak, bergaul dengan anak-anak muda generasi harapan ke depan, membersamai mereka dalam meniti anak tangga menuju cita-cita mereka, dan saling belajar memahami kehidupan.
Menjadi seorang blogger juga kebanggaan. Betapa tidak, menjadi blogger juga adalah ikhtiar “mendidik” dan memberikan informasi untuk pengembangan wawasan kepada para pembacanya. Membuka pemikiran dengan tulisan-tulisan yang diusahakan mencerahkan.
Apalagi menjadi guru blogger, semakin lengkaplah kebanggaan itu. Seorang guru menjadi pendidik di dunia nyata, menjadi “pendidik” juga di dunia maya. Guru blogger juga menjadi sebuah sebutan bagi guru-guru yang selain beraktivitas sebagaimana seharusnya seorang guru, juga dalam kesehariannya aktif membuat artikel-artikel yang berkaitan dengan disiplin keilmuan yang dimilikinya, di-publish di blog pribadinya ataupun blog kolaborasi dengan blogger lain.
Saya, Alhamdulillah diberi Allah passion di bidang blogging. Kemampuan ini tak terlepas dari proses belajar di waktu-waktu sebelumnya. Misal, keilmuan jurnalistik diasah salah satunya oleh Pak Asep Syamsul Romli, seorang wartawan di Grup Pikiran Rakyat yang juga dosen di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung. Tentang “sedikit” penguasaan kesusastraan, tak lepas dari keikutsertaan di Sanggar Penulis Lontar dan Sastra Remaja Cianjur FM (RSPD Cianjur).
Maka modal-modal yang serba sedikit ini menjadi pendongkrak semangat untuk serius dalam dunia blog. Apalagi, penyemangat dalam dunia blogging ini, yang saya kenal, adalah guru-guru yang hebat, yang komitmen dengan tugasnya sebagai pendidik, namun konsisten juga dalam memperkaya konten internet dengan artikel-artikel positif.
Karena Kita Guru, Karena Kita Blogger, Maka Kita adalah Guru Blogger
Ada beberapa guru/dosen/pengawas yang saya kenal bahkan di antaranya sering berkomunikasi, yang termasuk kriteria guru blogger. Sekali lagi, mereka menjadi penyemangat, penambah inspirasi, dan penguat komitmen untuk aktif dalam dunia ngeblog. Kita langsung saja baca lanjutan artikel ini, tentang mereka yang layak disebut Guru Blogger.
Pak Wijaya Kusumah, M.Pd.
Pak Wijaya Kusumah, dalam kesehariannya sering disebut Omjay. Beliau seorang guru TIK di SMP Labschool Jakarta, pencetus berdirinya Komunitas Sejuta Guru Ngeblog. Selain aktif mengelola blog pendidikan, beliaupun berkiprah di PGRI Pusat. Saya beberapa kali membeli buku yang dikarangnya, salah satunya berjudul "Menjadi Guru Tangguh Berhati Cahaya". Selain mengelola blog pribadinya, beliau juga aktif menulis di Kompasiana.
Interaksi saya dengan beliau, salah satunya diawali ketika saya mengikuti Pelatihan Guru Ngeblog, yang pada waktu itu medianya diarahkan ke Wordpress. Sebagai peserta bersama Bu Nuraeni, salah seorang pengawas SMP di Disdik Cianjur.
Aktivitas blogging Omjay, bisa Anda baca di: www.wijayalabs.com
Pak Dedi Dwitagama, M.Pd.
Pak Dedi Dwitagama, di SMPN 1 Mande |
Pak Dedi, seorang kepala sekolah SMK di Jakarta, yang sangat aktif dalam dunia blogging. Bahkan yang hebatnya, seluruh guru di sekolah yang beliau pimpin, WAJIB memiliki blog pribadi. Beliau pernah datang ke SMPN 1 Mande, yang pada waktu itu kapasitasnya sebagai penyuluh remaja Anti Narkoba, wewakil BNN Pusat.
Saya mengenal beliau sebagai pribadi yang "cair", mudah bergaul, namun memiliki prinsip-prinsip yang bagus. Suatu kesempatan lain, pernah berbincang dengan beliau di SMPN 1 Cipanas, tentang dunia blogging dan pendidikan.
Aktivitas beliau dalam dunia blogging, bisa dibaca di: dedidwitagama.wordpress.com
Pak Namin AB Ibnu Solihin
Kebersamaan di SMPN 1 Cipanas |
Aktivitasnya bisa dilihat di : www.guruberakhlak.com
Bu Nuraeni, M.Pd.
Pak Asep Syamsul M. Romli
Beliau lebih dikenal dengan nama kecilnya, Romel. Beliau seorang Praktisi Media, Communication Skills Trainer, Blogger, Podcaster, Web Developer, Content Writer, Online Media Consultant, SEO Learner, dosen, etc.
Alumnus Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran (HI FISIP Unpad) Bandung.
Tinggal di Bandung, Jawa Barat. Penentang “garis depan” Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dekat permukiman di Bandung Timur.